More
    BerandaBERITATokoh dan Ulama Banten Tegas Tolak Investasi yang Merusak

    Tokoh dan Ulama Banten Tegas Tolak Investasi yang Merusak

    Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Badan Koordinasi Mubalig (Bakor Mubalig) Banten menggelar acara Silaturahmi Umat se-Banten yang dihadiri oleh berbagai tokoh agama, akademisi, dan tokoh masyarakat Banten. Acara ini berlangsung dalam suasana kebersamaan dengan tujuan mempererat ukhuwah serta membahas berbagai tantangan yang dihadapi umat saat ini.

    Ketua DPW Bakor Mubalig Banten, Ahmad Rahim dalam sambutannya menekankan pentingnya peran ulama dan mubalig dalam memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan zaman.

    “Silaturahmi ini bukan hanya ajang temu kangen, tetapi juga wadah untuk merumuskan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi umat dan bangsa,” ujar Rahim dalam sambutan pembukaan silaturahmi Ummat dan diskusi kebangsaan, di Kota Serang (10/02/2024).

    Dalam diskusinya, seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang menyuarakan pendapat yang sama yaitu menolak pembangunan proyek strategis nasional (PSN) PIK2 , yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang.

    Tokoh masyarakat Banten Embay Mulya Syarief
    menjelaskan, PIK merupakan salah satu proyek yang akan menciptakan kesenjangan masyarakat Banten, akan terjadi konflik horizontal antar warga masyarakat.

    “Saya turun tangan langsung menolak untuk PSN PIK 2, karena setelah kita lihat banyak merugikan, dan tidak taat aturan, tidak sesuai prosedur.” ungkapnya.

    Menurut Embay, pihaknya telah melakukan tindakan yang cepat dan terukur untuk menolak proyek tersebut.

    “kami langsung turun ke jalan, mengirim surat kepada bapak presiden selaku pemegang wewenang, alhamdulillah direspon dan langsung cabut pagar laut,” tambahnya.

    “Menjaga kondusifitas masyarakat, agar tetap tenang menolak dengan cara elegan, berdemo dengan tidak anarkis,”tuturnya

    Sementara akademisi Prof. Tihami mengungkapkan PSN PIK menjadi proyek yang akan mengancam Kedaulatan Bangsa, karena akan memecah belah umat.

    “NKRI Harga Mati, yang dibela adalah bangsa dan negara yaitu rakyat, dan tanah air kita.
    Pancasila sebagai pemersatu, membela warga kohod bagian dari menjalankan pancasila”katanya.

    Prof. Tihami menilai PSN PIK 2, tidak sesuai dengan perundang undangan, menghalalkan segala cara untuk mendirikan sebuah bangunan diatas laut.

    Ketua Relawan JAGA Banten H. Bahroji yang turut hadir dalam kesempatan tersebut menambahkan PSN PIK 2, lebih banyak mudarat dibandingkan manfaatnya, kerusakan alam terjadi serta menimbulkan kerugian secara materil bagi masyarakat sekitar.
    “Proyek ini (PIK 2) lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya, sudah selayaknya kami masyarakat Banten menolak dengan tegas PIK 2,” jelasnya

    Menurutnya proyek PIK 2 merupakan upaya pengrusakan alam yang dibalut dengan investasi dan kemajuan pembangunan, padahal banyak sektor investasi di Banten yang sangat manfaat tidak dengan merusak dan melanggar perundang undangan.

    “Kami sepakat untuk menolak PIK 2, banyak sektor investasi yang banyak kebermanfaatannya kepada masyarakat dengan tidak merusak alam,” tambahnya.

    Dalam diskusi hadir pula, Ketua Umum Al-khairiyah, Ali Mujahidin, Ketua Umum Pengurus Pusat Silat Bandrong KH. Mansyur Muhidin, Pimpinan Ponpes Daar El- Istiqomah, KH. Sulaeman Ma’ruf.
    Selain membahas soal dampak negatif pembangunan PIK 2, Dalam forum ini, para peserta terlibat dalam diskusi kebangsaan yang membahas peran umat dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Selain itu, problematika umat seperti ketimpangan sosial, penguatan nilai-nilai keislaman di era digital, serta upaya meningkatkan kesejahteraan umat juga menjadi topik utama pembahasan.

    Acara ini diakhiri dengan kesepakatan bersama untuk terus memperkuat sinergi antara ulama, akademisi, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan kebangsaan dan keumatan di masa depan.[]

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular