More

    Kisah-kisah Injil dalam Pementasan Wayang

    Sudah menjadi hal yang wajar bilamana kita melihat meriahnya perayaan natal dengan tradisinya masing-masing, apalagi bila di daerah yang memang memiliki banyak penduduk beragama Nasrani.

    Di pulau Jawa, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, memang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Termasuk pula dalam segi budaya Jawa yang juga kerap berpadu dengan nilai-nilai keislaman.

    Bahkan, sejarah-sejarah yang berkaitan dengan penduduk, pemerintahan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan wilayah ini juga tak lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Misalnya mengenai bagaimana Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang sebagai alat syiar, meskipun sebenarnya lakon wayang pun juga identik dengan cerita agama Hindu.

    Nyatanya, Jawa Tengah dan Yogyakarta juga menjadi rumah bagi jutaan umat Nasrani yang tumbuh dalam kebudayaan Jawa yang kental. Mereka pun menyatu dengan masyarakat dan tentunya menjadi pelaku seni budaya di daerah ini.

    Tepatnya di Yogyakarta, ada sebuah kesenian unik yang merupakan sebuah perpaduan antara budaya tradisional dan nilai-nilai Kristiani, yaitu Wayang Wahyu.

    Wayang ini mulanya tercipta atas inisiasi dari Bruder Timotheus L. Wignyosubroto pada 2 Februari 1960 yang saat itu menjadi seorang biarawan dan menjabat sebagai kepala SD Pangudi Luhur Purbayan.

    Ketika itu, ia menonton pertunjukan wayang dari M. M. Atmowijoyo yang menceritakan lakon ‘Dawud Mendapat Wahyu Kraton’ yang bersumber dari perjanjian lama.

    Pasca pentas tersebut, ia bersama pegiat budaya lain pun berinisiatif untuk membuat konsep pertunjukan wayang sendiri dan membentuk komite untuk mengembangkan sebuah wayang Katolik yang kemudian dikenal sebagai wayang wahyu.

    Dari situ, terciptalah sebuah paguyuban bernama Wayang Wahyu Ngajab Rahayu yang menjadi wadah untuk pengembangan kesenian ini.

    Tujuan wayang wahyu sendiri adalah sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran-ajaran Kristiani, namun dengan cara yang sekiranya bisa diterima masyarakat dan tentunya kental akan nilai-nilai budaya yang juga menjadi bagian dari masyarakat Jawa.

    Sehingga, selain nilai ajaran Kristiani bisa tersampaikan, pementasan wayang ini juga berperan sebagai upaya pelestarian budaya lokal. Perlahan, wayang wahyu pun mendapatkan antusias yang besar dari masyarakat dan dalam perjalanannya, wayang ini juga mendapatkan banyak pengembangan-pengembangan.

    Selain itu, wayang ini tidak hanya ditampilkan di wilayah Yogyakarta saja, namun juga ke berbagai daerah di Jawa Tengah. Salah satu sanggar yang kini aktif untuk menampilkan wayang wahyu di Yogyakarta adalah Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit. Di Purwokerto, ada pula Paguyuban Wayang Wahyu Hamanguningsih.[]

    Sumber: goodnewsfromindonesia.id

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    43,200PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru