More
    BerandaBERITAKereen! Kades Tegal Maja di Serang Banten Sulap Kotoran Hewan Jadi Pupuk...

    Kereen! Kades Tegal Maja di Serang Banten Sulap Kotoran Hewan Jadi Pupuk Kompos

    SERANG – Kepala Desa (Kades) Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Muhamad Iksan, salah satu warga Banten yang berhasil memanfaatkan kotoran kerbau menjadi pupuk kompos.

    Bahkan, penjualan produk pupuk berbahan kotoran hewan ini bisa menghasilkan nilai rupiah yang cukup tinggi.

    Iksan menceritakan, hal ini bermula ketika dirinya melihat permasalahan yang terjadi di lingkungannya, sebagai kesempatan untuk memberdayakan warga desa, dalam mengolah limbah kotoran ternak menjadi produk yang bernilai.

    “Kalau untuk kompos awalnya memang tantangan, karena di salah satu kampung di Tegal Maja itu banyak peternak tradisional yaitu ternak kerbau, yang jumlahnya hampir ratusan kerbau,” kata Iksan saat ditemui di tempat kerjanya, Sabtu, 25 Januari 2025.

    “Dan saya melihat kotoran hewannya ini menjadi masalah bagi lingkungan, akhirnya saya berfikir bagaimana masalah lingkungan ini menjadi peluang untuk menambah penghasilan bagi peternak dan masyarakat di Tegal Maja,” sambungnya.

    Lebih lanjut kata Iksan, dirinya bertemu dengan Danrem 064 Maulayana Yusuf, Brigjen TNI Fierman. Kemudian, ia memiliki inisiatif untuk menyulap kotoran hewan kerbau menjadi pupuk kompos.

    Hal itu dilakukan untuk memberikan sumber ekonomi tambahan bagi peternak dan masyarakat Desa Tegal Maja, serta memberikan solusi kebersihan lingkungan.

    “Lalu saya bertemu dengan Pak Danrem yang memberikan pencerahan sekaligus pembelajaran tentang kompos, dari situlah kemudian kita mengolah kotoran itu menjadi kompos,” ungkap dia.

    Dirinya mengaku sudah empat bulan menggeluti pengolahan kotoran hewan ternak menjadi pupuk kompos.

    Secara komposisi, dijelaskan Iksan, pembuatan pupuk kompos membutuhkan bahan baku utama seperti kotoran hewan kerbau. Lalu kotoran tersebut ditambah dengan jerami, sekam, dan dicampur dengan E4, Molase serta Dolomit.

    “Nah itu nanti kita campur dan tutup dengan terpal selama dua minggu sebelum kompos itu kita packing,” terangnya.

    Untuk mendapatkan kotoran kerbau, Iksan harus membeli dari para peternak dengan harga Rp 5.000 per karung, dalam waktu dua minggu sekali.

    Adapun untuk penjualan produk pupuk kompos, ia menyebut menjalin kerjasama dengan Polres Serang. Pupuk kompos dibandrong seharga Rp 20.000 per karung, dengan berat 10 kilogram.

    “Dan itu tidak hanya kita jual ke Polres Serang saja, tapi juga dijual ke petani, ataupun para pecinta tanaman,” ucap Iksan.

    Ke depan, dirinya berencana untuk lebih mengembangkan pengolahan pupuk kompos tersebut agar perputaran ekonomi kembali ke desa.

    Sebab untuk saat ini, pengolahan pupuk kompos masih dia kelola sendiri di rumah kompos miliknya, dengan memberdayakan empat pekerja sebagai pengelola.

    “Karena ini masih permulaan jadi sirkulasi ekonominya masih di lingkaran itu saja,” tuturnya.

    “Tapi alhamdulilah bisa membantu yang tadinya pengangguran, bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan sistem pembagian 30 persen untuk pekerja, 20 persen untuk alat, dan 50 persen untuk operasional termasuk belanja bahan baku,” kata Iksan.

    Iksan berharap, pengolahan kotoran menjadi pupuk kompos dapat menjadi produk unggulan desa dan memberikan nilai edukasi bagi masyarakat.

    “Bahwa permasalahan apapun kalau kita bisa ngolah dan selesaikan itu bisa jadi peluang yang memiliki nilai ekonomi, dan masyarakat bisa sadar terhadap kebersihan lingkungan,” tutupnya.(Roy)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular