More

    Kembali Erupsi, Aktivitas Anak Krakatau Meningkat

    JAKARTA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat adanya aktivitas vulkanis disertai erupsi Gunung Anak Krakatau. Yang sejak tiga hari terakhir mengalami peningkatan.

    Pengamatan tersebut terekam dalam seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM. Bahkan pagi hari ini, Senin (18/7), pukul 08:26 WIB tinggi kolom erupsi mencapai +- 2000 m di atas puncak dengan amplitudo maksimum 53 mm dan durasi 127 detik.

    Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi menyampaikan agar masyarakat tetap waspada, tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya, dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Anak Krakaktau.

    “Sesuai laporan PVMBG, sehubungan dengan tingginya pergerakan aktivitas Gunung Anak Krakatau, kami merekomendasikan agar masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah aktif,” kata Agung di Jakarta, Senin (18/7/2022).

    Dalam pengamatan kegempaan, sambung Agung, Gunung Anak Krakatau mengalami 6 kali Tremor Harmonik dengan amplitudo 12 – 17 mm, 5 kali gempa Low Frequency, 2 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan durasi 10 -12 detik, 1 kali gempa Vulkanik dengan durasi 25 detik, serta 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-25 mm (dominan 2 mm).

    Agung menyampaikan, erupsi Gunung Anak Krakatau pertama terjadi pada Sabtu (16/7) pukul 22:55 WIB disertai tinggi kolom letusan teramati +- 1500 m di atas puncak dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 29 detik.

    Dilanjutkan pada pukul 23:39 WIB dengan tinggi erupsi mencpai +- 1500 m di atas puncak. Selang sehari, G. Anak Krakatau kembali mengeluarkan erupsi dengan mencapai tinggi +- 2.000 m di atas puncak dengan durasi 79 detik.

    “Longsoran tubuh gunung api tidak dapat diprediksi waktu kejadian dan volumenya, serta tidak bergantung pada kondisi sedang mengalami erupsi maupun tidak. Longsoran tubuh gunung api dapat terjadi dengan atau tanpa diawali peningkatan aktivitas gunung api,” ungkap Agung.

    Masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui PVMBG, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Anak Krakatau, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya. []

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    42,900PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru