SERANG, Sultantv.co – Harga tempe dan tahu di sejumlah pasar tradisional di Kota Serang masih terpantau stabil, meski harga kacang kedelai impor mengalami kenaikan.
Salah satu pedagang tempe dan tahu di Blok M Terminal Cangkring Pasar Induk Rau, Kota Serang, Sulaeman mengatakan harga jual produk olahannya belum mengalami perubahan.
Ia menyebutkan, harga tempe masih dijual Rp 5.000 per potong, sama seperti bulan lalu. Begitu pula dengan harga tahu yang tetap dipatok Rp 5.000.
“Masih seperti kemarin Rp 5.000, untuk harga tempe dan tahu,” ungkap Sulaeman, saat ditemui di lapaknya, Senin, 28 April 2025.
Sulaeman mengaku belum mengetahui soal kabar kenaikan kacang kedelai. Meski demikian, dirinya tidak berani menaikan harga tahu dan tempe di pasar lantaran takut sepi pembeli.
“Engga ah, takut engga ada yang beli,” ucap dia.
Terpisah, salah satu pengrajin tempe, Toni membenarkan adanya informasi perihal kenaikan harga kacang kedelai impor, dari harga Rp 8.700 menjadi Rp 10.000 per kilogram (kg).
Ia menduga faktor penyebab kenaikan harga tersebut dikarenakan adanya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, dari sekian rupiah menjadi Rp 17.000 per 1 USD. Terlebih, kacang kedelai merupakan salah satu barang impor.
“Iya naik karena ngikutin Dolar. Dolar naik, kedelai naik. Karena kedelai kan barang hasil impor,” kata Toni, saat ditemui di lokasi produksinya di Komplek Bumi Agung Permai 1, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang.
“Ini juga katanya mau naik lagi. Denger-denger sebagian (pengrajin tempe) juga udah pada tahu. Biasanya itu setiap hari naik 1 rupiah, kalau kenaikan kacang kedelai kayak gitu,” sambungnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sultantv.co, kenaikan harga kedelai juga diduga sebagai imbas dari kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Toni mengatakan, kenaikan harga kedelai sangat berdampak pada aktivitas produksi olahan tempe, terutama dari sisi keuntungan hasil penjualan.
Sebab, bahan utama untuk membuat tempe adalah kacang kedelai. Maka, jika harga kedelai impor naik, otomatis ongkos produksi olahan tempe juga bertambah.
“Apalagi setelah lebaran kemarin itu agak sepi, engga kayak abis lebaran tahun kemarin daya jualnya meningkat. Tahun ini termasuk parah. Mending pas zaman Covid-19, kedelai mahal sampe 14 ribu per kilo tapi daya belinya kenceng,” terang dia.
Setiap harinya, ia membutuhkan sekitar 2-3 kwintal atau 300 kilogram kacang kedelai untuk memproduksi tempe.
Kemudian, modal yang dikeluarkan di kisaran 12-13 juta, untuk 3 kali produksi. Dengan rincian biaya operasional, kacang kedelai, gaji karyawan, listrik, kayu, daun pisang, dan sebagainya.
“Hasil produksinya kurang lebih 1.000 papan tempe, ukuran sedang atau standar pasar. Harga jualnya macem-macem, ada yang 3 ribu, 2 ribu, 4 ribu, dan 5 ribu per biji. Biasa disuplai ke pasar Rau, pondok pesantren, sekolahan, dan dijual langsung ke warga sekitar yang datang ke sini,” bebernya. (Roy)