More

    Soal Kematian Farhan, Ini Bantahan SMKN PN Kota Serang

    Pihak SMK Pelayaran Nusantara (PN) Kota Serang membantah kematian Farhan Purnama (16) lantaran mengikuti masa orientasi siswa (MOS). Warga Kampung Kaduranca, Desa Cibojong, Padarincang, Kabupaten Serang, itu menghembuskan nafas terakhir usai mengikuti MOS di sekolah.
    Mustofa, selaku guru pembina SMK PN mengatakan, bahwa kematian Farhan tidak ada kaitannya dengan kegiatan MOS yang diselenggarakan oleh SMK Pelayaran Nusantara, karena dari penelitian analisisa dokter, Frhan tidak memiliki penyakit apa-apa.
    “Berdasarkan analissa dokter anak itu tidak memiliki penyakit, dari hasil laboratorium yang kita terima oleh pihak rumah sakit dan tidak ada kaitan nya dengan dugaan beliau meninggal saat mengikuti MOS,” saat dihubungi bantenhariini.com melalui telepon selulernya, Senin (23/07/2018)
    Kata Mustofa, sebelum kejadian meninggal dunia,kedua orangtua almarhum sudah membawanya ke rumah terlebih dahulu. Kemudian pihak sekolah mendapat kabar anak tersebut sudah meninggal dunia.
    “Sehari sebelumnya memang anak tersebut sudah dibawah oleh orang tua nya ke rumah, nah dari situ baru kami mendapatkan kabar bahwa anak itu sudah meninggal,” katanya
    Diketahui dampak motif kejadian banyak yang berbeda dari komentar yang dicetuskan oleh Mustafa, seperti hal kajadian yang serupa, banyak yang mengatakan bahwa sebelum kejadian dan dilarikan ke rumah sakit.
    Farhan mengalami kejang-kejang dan banyak mengira Farhan kesurupan, sehingga sempat beberapa pihak dari pembina senior membawa ustadz untuk mengatasinya.
    “Awal saya itu kesurupan dan saya sempat membawa untuk minta tolong untuk mengatasinya, namun pak ustadz mengatakan bahwa anak itu tidak kesurupan, langsunglah saya dan yang lainya membawanya ke rumah sakit sari asih,” terangnya.
    Dengan banyaknya pandangan masyarakat yang mengira adanya kekerasan terhadap siswa siwa yang mengikuti MOS di SMK Pelayaran Nusantara. Kini pembina senior membantah bahwa itu bukan kekerasan melainkan melatih siswa agar lebih disiplin terhadap waktu.
    “Bukan tradisi siksa atau kekerasan.cuma untuk membangunkan supaya si murid disiplin dan engga males malesan,” ujarnya.[Setia]

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    44,500PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru