Kuliner khas Banten didorong untuk bersaing di tingkat nasional. Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten kurang lebih 10 kuliner khas Banten yang baru diketahui. Sebelum dikenal di tingkat nasional kuliner tersebut harus dikenal oleh tuan rumahnya. Sebab itu Dispar Banten bersama pemangku kepentingan terkait gencar menyosialisasikan kuliner khas Banten.
Kepala Dispar Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, kabupaten dan kota di Banten saat ini sudah memiliki destinasi-destinasi wisata. Namun destinasi tersebut perlu ada pusat kuliner untuk mendongkrak wisatawan dan lebih mengenalkan Banten.
“Ini tugas kita bersama yakni pemerintah, pengelola dan juga komunitas masyarakat,” katanya saat kegiatan Sosialisasi dan Pengenalan Kuliner Khas Banten di Tristar Culinary Institut BSD, Serpong, Tangsel, Senin, (23/7/2018).
Eneng mengatakan, supaya kuliner khas Banten dikenal maka pihak hotel dan restoran harus menyediakan di tempatnya. Kemudian para chef atau koki membantu memviralkan lewat media sosial masing-masing. Adapun kuliner khas Banten hasil penggalian Dispar Banten itu yakni Sate Bandeng, Rabeg, Nasi Sumsum, Soto Banten, Balok Mabes, Angeun Lada, dan Ketan Bintun.
Ia menerangkan, daerah yang destinasi wisata berkembang maka keberadan home stay juga ikut berkembang. Seiring warung-warung makan yang higienis dengan kekhasannya bermunculan. Adanya pusat kuliner tersebut diharapkan kuliner khas Banten dikenal skala nasinonal.
Sosialisasi kuliner sambil praktik membuat kuliner khas Banten itu diikuti puluhan peserta. Di antaranya dari anggota PHRI, akademisi, dan mahasiswa Tristar. Sementara selaku nara sumber selain dari Dispar dari Kementerian Pariwisata, Dinas Ketahanan Pangan Banten, dan praktisi kuliner.
Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, Ina Jamhur, mengatakan, bila mengikuti kebijakan Presiden Jokowi setiap daerah harus memiliki sentra kuliner dan sentra cenderamata.
Untuk kuliner itu ada tiga makanan top daerah yang diangkat. “Di Banten kita angkat Sate Bandeng, Rabeg, dan Angeun Lada,” katanya.
Sebenarnya, kata Ina, Banten banyak memiliki kuliner khas. Tapi pihaknnya baru mengangkat tiga dulu untuk bisa masuk ke nasional. Pihaknya mengharapkan, ketiga makanan asal Banten itu bisa bersaing di nasional. Sehingga Banten lebih dikenal.
Sekertaris PHRI Tangsel Haryono mengaku pihaknya sudah melakukan imbauan kepada anggotanya untuk menyediakan kuliner khas Banten di masing-masing restoran dan hotelnya. Ini sekaligus mengembangkan unit usaha masing-masing.
“Ini juga bagian dari edukasi untuk mengembangkan pariwisata di Banten,” katanya. Sementara, Koordinator Kampus Tristar Culinary Institut BSD, Taufik Hidayat Syah, menyambut positif adanya sosialisasi kuliner khas Banten.
Menurutnya, kegiatan ini baru pertama digelar di kampusnya.Ini ternyata menambah semangat para mahasiswa dan ke depan harus ada kerjasama. “Kami juga harus memasukan dalam mata kuliah,” katanya.[Setia]
Kaya Rasa, Kuliner Khas Banten Bisa Bersaing di Kancah Nasional
- Advertisement -