Pementasan Awak-awak gerabah yang disutradari Taufik Pria Pamungkas dari Teater Studio Indonesia ini sukses digelar, Sabtu malam, 7 Septemebr di kawasan Sentra Gerabah Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. Teater tubuh ini menceritakan tentang proses membuat geraba sebagai symbol kebudayaan Masyarakat setempat.
Ketua Pelaksana sekaligus Pimpinan Produksi teater Nedi Suryadi mengatakan, teater ini dilatarbelakangi oleh aktivitas masyarakat Bumi Jaya selaku masyarakat yang saat ini aktif membuat kerajinan gerabah. Menurut Nedi, melalui teater, gerabah Bumi Jaya memiliki perjalanan sejara yang Panjang yang masih bertahan sampai hari ini.
“Ini respons kita untuk mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh masyarajt Bumi Jaya. Kami punya kewajiban untuk mengembalikan itu kepada Masyarakat, karena kami cuma pelaku seni kami tidak punya apa-apa,” kata Nedi usai pementasan.
Nedi menjelaskan, melalui teater ini juga memiliki filosofi lain, yakni bagaiamana masyarakat bisa menjaga kelestarian lingkungan hidup melalui upaya menjaga kualitas tanah agar tidak tercemar oleh zat kimia. “Pengambilan tanah (gerabah) tidak sampai mengeksploitasi tanah sampai mengeruk gunung dan Masyarakat memahami bagaimana mereka menjaga lingkunan untuk mempertahankan kuliats tanah,” papar Nedi.
Ia berharap, selain di Bumi Jaya, pementasan teater ini dapat digelar di beberapa daerah di Banten untuk mempromosikan nilai-nilai budaya gerabah.[]