Palestina terpilih menjadi pemimpin kelompok 77 negara berkembang di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), membuat mereka dapat bertindak hampir seperti anggota tetap.
Reuters melaporkan Palestina terpilih melalui pemungutan suara di markas PBB, di mana mereka memenangkan 146 suara. Sementara itu, 15 negara abstain, tiga negara menolak. Keempat negara yang menolak pencalonan Palestina itu adalah Amerika Serikat, Israel, dan Australia.
“Kami menentang keras penunjukan Palestina sebagai ketua G77 dan resolusi yang mengizinkannya. Hanya anggota tetap PBB yang dapat berbicara dan bertindak sebagai perwakilan kelompok di dalam PBB,” Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Jonathan Cohen, dilansir CNN Indonesia.
Selama ini, keanggotaan Palestina dalam tubuh PBB memang selalu menjadi masalah. Awalnya, status Palestina adalah negara pemantau dalam PBB.
Pada 2012, Majelis Umum PBB meloloskan pengakuan defacto Palestina sebagai negara berdaulat sehingga statusnya dinaikkan menjadi negara bukan anggota, seperti Vatikan.
Dengan status tersebut, Palestina dapat mengikuti sejumlah pemungutan suara Majelis Umum dan bergabung dalam beberapa badan internasional.
Namun, sebagai negara bukan anggota, Palestina tidak dapat berbicara di dalam sebuah rapat sebelum semua anggota selesai menyampaikan pendapatnya.
“Kami tak dapat mendukung upaya Palestina untuk menaikkan status mereka di luar negosiasi langsung. Amerika Serikat tak mengakui Palestina sebagai negara,” ucap Cohen.
Selama ini, Palestina bertekad mendirikan negara berdaulat di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Israel merebut wilayah itu dalam perang Timur Tengah pada 1967, tapi pencaplokan itu tak diakui masyarakat internasional.
Kini, sebagai ketua G77, Palestina dapat bertindak layaknya negara anggota PBB ketika mewakili kelompok itu dalam berbagai kesempatan.[]
Palestina Terpilih Jadi Pemimpin 77 Negara Berkembang di PBB
- Advertisement -