More
    BerandaBERITAMengenal Stunting, Terhambatnya Pertumbuhan Anak Akibat Malnutrisi

    Mengenal Stunting, Terhambatnya Pertumbuhan Anak Akibat Malnutrisi

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2024 pada Senin, 26 Mei 2025. Survei ini menunjukkan penurunan stunting nasional dari 21,5% pada 2023 menjadi 19,8% pada 2024.

    Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang, disebabkan oleh malnutrisi saat ibu mengandung dan pada masa pertumbuhan anak.

    Umumnya stunting ditandai dengan tinggi anak yang lebih pendek daripada standar usia, meskipun anak-anak yang lebih pendek daripada tinggi anak seusianya belum tentu kekurangan gizi karena tinggi badan dapat dipengaruhi dari genetik. Biasanya dibarengi dengan pertumbuhan anak yang lambat secara signifikan.

    Penyebab utama stunting adalah malnutrisi jangka panjang. Kondisi yang menyebabkan anak malnutrisi yaitu, ibu yang malnutrisi atau terkena infeksi saat hamil, anak tidak dapat ASI eksklusif, kurangnya kualitas gizi MPASI, anak menderita penyakit yang menghambat penyerapan nutrisi, anak terkena infeksi kronis, dan penyakit bawaan.

    Adapun faktor-faktor yang meningkatkan risiko anak stunting adalah terlahir prematur, terlahir dengan berat badan yang rendah, tidak mendapatkan vaksin lengkap, hidup di tengah kemiskinan, sanitasi dan air bersih yang buruk.

    Gejala anak yang stunting umumnya terlihat pada usia 2 tahun, seperti tinggi badan pendek dari usianya, berat badan susah naik secara konsisten, perkembangan lambat, tidak aktif bermain, sering lemas, dan mudah terserang penyakit serta infeksi.

    Stunting dapat diobati dengan bantuan dokter dan upaya orangtua dengan memperbaiki nutrisi, memberikan suplemen, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dokter akan memberikan obat-obatan jika anak menderita penyakit infeksi, memberikan suplemen dan vitamin, kalsium, dan yodium.

    Upaya pencegahannya dapat dilakukan sejak anak masih dalam kandungan dengan mengkonsumsi nutrisi yang baik oleh ibu, menjaga gizi MPASI, membawa anak rutin kontrol ke dokter, dan memperbaiki sanitasi serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

    [Radika Dzikru Bungapadi]

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular