SERANG – Film Balada Si Roy yang diangkat dari novel karya Gol A Gong, bercerita tentang Roy, remaja SMA yang berjiwa pemberontak. Dia harus beradaptasi dengan kehidupan barunya di kota pesisir kecil.
Kehidupan di kota kecil itu membawa Roy pada pencarian jati diri, persahabatan, dan cinta. Latar waktunya mengambil dekade 1980-an. Novel ini terbit kali pertama pada 1989. Dan sejak itu, mulai banyak orang film ingin mengalihwahanakannya (ekranisasi), tapi selalu kandas. Hingga akhirnya novel itu benar-benar jadi film pada 2023 ini oleh Fajar Nugros dan IDN Pictures.
Gol A Gong, penulis novel Balada Si Roy mengaku senang karena karyanya akhirnya diadaptasi menjadi film.
“Fajar itu datang tahun 98, syutingnya 2021. Saya hampir pesimis juga, karena sudah hampir 34 tahun ini gagal diangkat ke layar lebar. Tapi kali ini akhirnya berhasil,” ujar Gong, dalam talkshow Bincang Hari Ini di Sultan TV, Rabu (18/1/2023).
Menurut Gong, walaupun memiliki latar belakang tahun 80-an, karakter Roy dalam film tersebut masih relevan dengan anak muda saat ini.
“Roy sama seperti anak muda pada umumnya, masih mencari jati diri. Namun, spirit pantang menyerah, sayang terhadap ibu, suka membantu orang yang lemah, dan berani melawan ketidakadilan perlu ditiru,” jelas Gong.
Oleh sebab itu, kini Gong merasa sangat bersyukur kini kisah Roy bisa diadaptasi dengan baik menjadi sebuah film oleh Fajar Nugros dan IDN Pictures.
“Gagasan besar karakter Roy akan terus dipakai di manapun untuk melawan hegemoni dan status quo. Karater Roy masih kontekstual dengan situasi di Banten saat ini. Ini cara sastra memperlakukan zaman,” tambah Gong. []