More

    Gagal Ke Final Asian Games 2018, Tim Takraw: Kurang Kompetisi

    Harapan tim regu putra sepak takraw Indonesia meraih emas pada Asian Games 2018 pupus sudah. Tim Malaysia yang mengubur  mimpi itu dengan skor 0-2, Selasa, 21 Agustus 2018.
    Kapten Tim Takraw Indonesia, Herson Muhamad, menjelaskan kemenangan Tim Malaysia bukan sekedar keburuntungan belaka, namun buah dari kempetisi sepak takraw  di sana. “Kita sebagai olahragawan yang profesional, mengakui keunggulan Tim Malaysia,” ujar Herson Muhamad seusai pertandingan.
    Dia menjelaskan, Tim Indonesia tak ada masalah dalam permainan. Jual beli serangan terjadi, bahkan kejar mengejar poin terjadi begitu ketat.
    “Namun mental sangat mempengaruhi,” ujar kapten berambut merah itu.
    Herson mengatakan, untuk menumbuhkan mental dalam bermain ditentukan oleh jumlah turnamen yang diikuti. Di Thailand, Herson mengatakan, ada kompetisi sepak takraw rutin tiap tiga bulan. “Bahkan bukan satu, namun bisa tiga kompetisi,” katanya.
    Dia juga mengatakan di negeri tetangga Malaysia,  ada kompetisi sepak takraw profesional. “Makanya Malaysia dan Thailand kuat sekali secara skill permainan dan mental,” katanya.
    Husni Uba menambahkan, atlet mau berkembang harus ikut kompetisi. Dia menceritakan Tim Indonesia yang hanya ada Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) setahun sekali, bahkan bisa dua tahun sekali.
    “Tentu hal itu mempengaruhi, mental itu terbentuk dari permainan yang rutin. Atlet butuh kompetisi,” ujarnya.
    Asisten pelatih, Abdul Ghani, mengatakan, tim Indonesia mengakui kemenangan Malaysia. Dia tak mau menyalahkan pemain atau wasit.
    “Lah, sistem chellenge itu sangat efektif meminimalisir kecurangan. Bagaimana mau curang kalau bola dipantau kamera, dan kita bisa menyaksikan ulang bola itu bila mau,” ujarnya.
    Abdul Ghani juga mengapresiasi permainan tim pertama Indonesia yang dimotori Nofrizal  dan tim kedua yang digerakkan oleh Vektor Eka Prasetyo yang begitu hebat dalam mengejar poin.
    Menurut dia, walau Tim Indonesia jarang ikut kompetisi, namun sekali ikut selalu dapat merepotkan tim unggulan bahkan bisa menjadi tim unggulan itu sendiri. Buktinya, Indonesia mampu menyaingi negara kuat semacam Thailand dan Malaysia
    “Ini menunjukkan bakat alami yang kuat, tinggal dimanfaatkan dengan latihan dan dibuatkan kompetisi,” ujarnya.
    Dia juga meminta pemerintah membuat kompetisi sepak takraw profesional, bahkan berjenjang secara umur. “Itu namanya pembibitan yang benar,” katanya.
    Pada Asian Games 2018, Tim Indonesia putra masih menyimpan harapan menghadiahkan emas di nomor regu, quadrand dan tim double. Sedangkan Tim putri menyisakan satu harapan di nomor quadran. Pada final sepak takraw Asian Games 2018, Malaysia akan menghadapi tim unggulan Thailand.[]
     
     
    Sumber: Tempo.co

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    44,500PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru