More

    Dinasti Politik Membuka Jalan Korupsi di Provinsi Banten

    SERANG – Akademisi Universitas Serang Raya (UNSERA) Ahmad Sururi menyoroti persoalan dinasti politik dan dampaknya terhadap demokrasi.

    Menurutnya, dinasti politik di Provinsi Banten akan merugikan demokrasi. Kata dia, dinasti politik akan membuka jalan penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi di tanah jawara.

    Selain itu, akses masyarakat juga akan terbatas jika dinasti politik terus berkuasa.

    “Dinasti bakal memundurkan demokrasi karena potensi penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, itu terbuka. Akses masyarakat di persempit,” katanya pada diskusi kamisan dengan tema “Kemunduran demokrasi dinasti dan implikasinya bagi Banten” di Plaza Aspirasi Banten, Kamis (25/1).

    Menurutnya, Banten seringkali menjadi rujukan utama ketika membahas tentang dinasti politik. Ia menunjukkan bahwa saat ini sudah masuk ke generasi ketiga, dan jika dicari dalam artikel, Banten selalu muncul ketika membicarakan dinasti politik.

    “Banten menjadi rujukan utama kalau ngomong dinasi. Sekarang sudah generasi ketiga, kalau kita cari di artikel, Banten selalu muncul jika bicara dinasti,” ujarnya.

    Sururi juga mengatakan bahwa dinasti politik bukanlah sesuatu yang baru. Ia mencontohkan bahwa trah Soekarno dan Soeharto juga memiliki dinasti politik. 

    “Tapi kalau kita Tarik ke belakang, dinasti bukan sesuatu hal yang baru, trah Soekarno punya dinasti, Soeharto juga,” tuturnya.

    Menurutnya, dinasti politik menjadi bagian dari demokrasi itu sendiri. Hal ini terjadi karena praktik politik memberikan peluang untuk memperpanjang dinasti politik, terutama melalui partai politik yang menjadi penentu demokrasi.

    “Di sisi lain, dinasti menjadi demokrasi itu sendiri. Kenapa itu terjadi? Bahwa praktik politik membangun peluang melanggengkan dinasti, mulai partainya yang menjadi penentu demokrasi itu sendiri,” ujarnya.

    Sururi mengemukakan bahwa partai politik tetap ingin menjaga elektabilitasnya tetap tinggi, sehingga mereka sengaja menarik aktor politik yang sudah memiliki nama dan modal politik. Dalam hal ini, partai politik akan mendekati keluarga yang dapat memberikan suara tambahan.

    “Parpol tetap ingin elektabilitasnya tinggi, sehingga sengaja menarik aktor yang sudah punya nama, dan punya modal politik. Sehingga parpol menarik keluarga yang dapat menambah suara,” katanya.

    Di Banten, Sururi menyoroti bahwa intervensi dari dinasti politik sangat luar biasa. Kebijakan yang diambil berasal dari dinasti politik, bukan dari keputusan yang murni dari birokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa dinasti politik memiliki pengaruh yang signifikan dalam pemerintahan di Banten.

    “Di Banten, ketika dinasti, intervensi dinasti sangat luar biasa. Kebijakan dari dinasti, bukan murni dari birokrasi,” ujarnya.

    Sururi juga mengungkapkan bahwa demokrasi di Banten memiliki angka yang rendah, yaitu 72,5, di bawah angka nasional. Salah satu faktor penyebabnya adalah pengawasan masyarakat yang rendah, peran birokrasi yang minim, dan peran DPRD yang juga sangat rendah.

    “Demokrasi di Banten 72,5, di bawah angka nasional. Paling rendah itu pengawasan masyarakat, kedua peran birokrasi, peran DPRD sangat rendah,” pungkasnya. (Fik)

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    43,300PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru