SERANG – Salah seorang ibu pelaku tawuran di Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kota Serang yang enggan disebutkan namanya berbagi kekhawatiran tentang anaknya yang terjerat dalam kasus hukuman berat, Rabu Malam (7/6).
Kata dia, anaknya yang saat ini mendekam di balik jeruji besi Polresta Serang Kota dalam kondisi fisik yang memburuk dan terjebak dalam ketidakpahaman tentang perubahan psikologis yang terjadi. Anaknya mengungkapkan keinginan untuk bunuh diri.
Sembari mengusap air mata dalam curahan hatinya, sang ibu memaparkan bagaimana anaknya yang sebelumnya sehat kini secara perlahan menjadi kurus secara fisik. Tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah perubahan psikologis yang tidak dapat dimengerti oleh sang ibu. Anaknya selalu mengucapkan kalimat menyedihkan.
“Mama, jangan tinggalkan aku, Mama. Aku bukan pembunuh, bukan pengguna narkoba, bukanlah pelaku asusila, tapi kenapa aku dihukum berat?” katanya saat ditemui di Masjid Nurul Hukkam, Polresta Serang Kota, Kamis (15/6), Pukul 19.59 WIB.
Ibu tersebut menyadari bahwa ada pernyataan di luar sana tentang undang-undang darurat yang membuatnya cemas. Sang anak mengatakan tidak akan kuat menghadapi hukuman tersebut. Bahkan, jika hukumannya melebihi itu, anaknya mengancam akan bunuh diri sebelum persidangan.
“Kalau sampai di atas itu saya nggak kuat, Ma. Saya lebih baik sebelum sidang saya bunuh diri,” katanya dengan uraian air mata.
Dalam upaya menjaga harapan hidup anaknya, sang ibu mencoba meyakinkannya bahwa masa depannya masih panjang dan sukses tidak hanya ditentukan oleh status hukuman.
“Dengan jawaban saya bilang jangan kamu, masa depan kamu masih panjang orang yang sukses itu bukan orang yang berdasi,” katanya.
Ibu berucap bahwa Tuhan Maha Adil dan tidak akan meninggalkan anaknya. Sang ibu bersedia terus mendukung dan menunggu anaknya, yakin bahwa dia akan mencapai kesuksesan.
“Allah itu Maha Adil, mama nggak bakalan ninggalin kamu, mama bakalan terus nungguin kamu, kamu bakal sukses,” katanya.
Namun, rasa putus asa anaknya semakin dalam. Dia merasa tidak sanggup menghadapi beban tersebut. Dalam percakapan mereka, anaknya mengungkapkan bahwa hukuman yang dijatuhkan sangat berat baginya.
“Tapi nggak kuat ma, nggak kuat,” kata ibu menirukan ucapan anaknya.
Ibu juga menceritakan ketika ia menengok anaknya yang berada di balik jeruji besi, ada seseorang yang berucap kepadanya bahwa anaknya akan dilimpahkan ke Lapas Anak di Tangerang.
“Bahkan sampai saya, kemarin saya ngelihat anak saya pagi, Oh anak ibu mau saya limpahkan ke Tangerang,” katanya menirukan ucapan salah satu oknum.
“Ada, ada orang dalam nggak mungkin saya sampaikan. sampai saya bilang salah, salah semua korban pun melakukan semua juga salah, Mana keadilan, mana,” ucapnya sambil sesenggukan.
Ibu kembali menceritakan anaknya yang mempertanyakan hukuman yang terasa sangat berat. anaknya juga mengungkapkan masih ingin melanjutkan pendidikannya, dekat dengan orangtuanya, dan membalas jasa mereka,
“Emang benar saya dihukum segitu beratnya ma, saya masih mau sekolah ma, saya masih mau sekolah, saya masih mau dekat orang tua ma, saya mau membalas jasa orang tua saya selama ini ma,” katanya.
“Selama ini saya tidak menyediakan waktu saya, apa kata orang tua saya selalu lalai dan, maafin ma ya, maafin,” imbuhnya.
Anaknya tak kuasa menghadapi hukuman seumur hidup atau bahkan 11 tahun penjara.
“Saya nggak mau ma, saya nggak mau dihukum seumur hidup, bagi saya sehari dipenjara lama, apalagi saya harus 11 tahun,” ucapnya.
Ibu berusaha untuk tetap kuat, tetapi dalam hatinya, dia berusaha mencari cara agar anaknya bisa bertahan.
“Saya didepan anak didalam sel saya tidak bisa nangis, nggak bisa mengeluarkan air mata, saya berusaha bagaimana caranya saya harus kuat. bagaimana caranya harus kuat,” katanya.
Dalam keputusasaan, ia berkata bahwa semua ini tidak adil bagi dirinya dan anak-anak lainnya. Ia memohon keadilan, dan jika anaknya dihukum, ia bersumpah demi Tuhan bahwa ia akan bunuh diri di depan Kapolres.
“Saya sudah ngomong di dalam sel andaikata ini semua untuk anak saya dan anak-anak yang lain tidak pada kebijaksanaan, saya minta keadilan,” katanya.
“Kalau sampai anak saya dihukum apapun, saya berniat sumpah demi allah saya akan bunuh diri didepan kapolres, saya akan bunuh diri kalau memang itu yang lebih baik saya sudah nggak kuat, anak saya pikirannya sudah capoh kesana (anaknya ingin bunuh diri),” imbuhnya.
Sedihnya, anaknya merasa tak sanggup lagi. Pikirannya telah terhancur. Dalam suara terakhirnya, ia mengungkapkan bahwa ia sudah tak sanggup.
“Saya sudah nggak kuat,” ujarnya.[]