Awal 2019, publik dibuat heboh dengan munculnya calon presiden-wakil presiden fiktif bernama pasangan Nurhadi-Dildo (Dildo). Layaknya pasangan Capres-cawapres yang serius bertarung dalam Pilpres 2019, pasangan Dildo memiliki sejumlah akun media sosial yang dimoderasi oleh sejumlah admin.
Unggahannya pun tak sembarangan, semua didesain rapi berisi program kerja serta janji-janji kampanye seperti politisi masa kini. Bahkan, pasangan Dildo sudah punya ‘relawan’ di berbagai daerah serta para calon legislatif ‘caleg’ pendukung mereka.
1. Berawal dari Komunitas angka ’10’ di media sosial
Kepada Murianews, Nurhadi berkisah bagaimana ia bisa mendadak populer. Awalnya, pria kelahiran 1969 itu membentuk komunitas angka 10. Di sana ia sering mengunggah kata-kata bijak untuk memberi motivasi anggota komunitas itu. Menurutnya, anggota komunitas tersebut kini telah mencapai ribuan.
“Kemudian ada yang mengaku penggemar saya bersama Edwin dari Sleman, Yogya. Katanya saya lucu dan menginspirasi dari kata-kata yang saya unggah,” jelas Nurhadi di kios pijat kesehatannya, Jumat (4/10), dilansir dari idntimes.com.
2. Kesal dengan pemilu presiden yang menyebalkan
Singkat cerita, ia ditawari oleh pria bernama Edwin untuk dibuat viral agar dapat membantu perkonomiannya. Motivasi hal ini dilakukan adalah karena kekesalan mereka terhadap dua kubu capres-cawapres yang sering saling serang.
Nurhadi pun mengizinkan Edwin untuk melaksanakan gagasannya itu.
“Asal tak melanggar agama atau negara saya bolehkan,” ungkapnya.
3. Nurhadi adalah tukang pijat
Walau sudah terkenal, pria kelahiran 1969 ini tetap setia dengan pekerjaannya sehari-hari yakni menjadi pemijat. Ia sudah menekuni pekerjaannya itu selama 15 tahun terakhir.
“Dulu kerjanya macam-macam sebelum jadi tukang pijat kesehatan. Mulai dari grafer kaca hingga seperti saat ini. Saya juga sering keliling bila ada yang minta dipijat, bahkan seluruh Indonesia,” jelasnya.
4. Siapapun presiden dan wakilnya harus bekerja dengan baik
Dirinya berharap siapapun presiden dan wakil yang terpilih agar memberikan kinerja yang terbaik yakni amanah, adil, dan bijaksana.
“Bukan hanya presiden saja, kita semua (harus) menjadi terbaik,” ungkapnya.