Sebanyak 80-85% orang bernapas hanya dengan menggunakan salah satu lubang hidungnya secara bergantian dalam kurun waktu tertentu. Kalau nggak percaya, bisa dipraktekkan sendiri! Meski nggak semuanya, mayoritas dari kita pasti hanya menggunakan satu lubang hidungnya untuk mengeluarkan karbondioksida. Ada juga yang sama-sama mengeluarkan gas, tapi hanya lebih banyak di salah satu lubang hidung saja. Usut punya usut, ternyata itu karena adanya siklus hidung itu sendiri.
Menurut penemu “siklus hidung”, Richard Kayser dari Jerman, siklus ini adalah akibat dari jaringan erectile di hidung yang akan membengkak dalam salah satu hidung, kebanyakan bahkan memblokirnya. Sementara itu, erectile di hidung lainnya menyusut dan membuka jalan untuk bernapas.
Karena erectile, peralihan terjadi secara alami. Namun manusia juga bisa memengaruhinya. Jika di sisi kiri misalnya, maka erectile di sisi kiri akan membengkak sedangkan yang di sisi kanan akan menyusut. Akibatnya, hidung kita akan bernapas dengan lubang hidung kanan.
Siklus ini juga disebut sebagai salah satu faktor yang bertanggungjawab atas perubahan posisi tidur manusia kala tidur malam. Manusia berubah posisi mengikuti interval bernapas hidungnya.[]
Saat Bernafas, Ternyata Hanya Satu Lubang Hidung yang Bekerja
- Advertisement -