Presiden Joko Widodo mengaku mempunyai tujuan khusus dalam menaikkan tunjangan kinerja Bintara Pembina Desa atau babinsa sebesar ratusan persen.
Kepada 4.500 anggota Babinsa dari seluruh wilayah Indonesia yang berkumpul di Komplek Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung, Selasa (17/07), Presiden Jokowi menyatakan tunjangan kinerja babinsa tipe A naik dari Rp104.000 per bulan menjadi Rp900.000 per bulan.
Sedangkan, babinsa tipe B naik dari Rp440.000 per bulan menjadi Rp1,2 juta per bulan. Saya bertanya sudah diterima atau belum?” tanya Jokowi yang dijawab “sudah” secara serentak oleh seluruh anggota babinsa yang hadir. Kenaikan tunjangan itu, kata Jokowi, memiliki tujuan tertentu.
“Apa tujuannya kita memberikan kenaikan tunjangan kinerja? Karena saya tahu, babinsa berada pada posisi di barisan terdepan dalam menjaga keamanan, kedaulatan, ikut menjaga ketertiban yang ada di desa-desa,” kata Jokowi sebagaimana dilaporkan wartawan di bandung, Julia Alazka.
Sebagai barisan terdepan, lanjut Jokowi, babinsa harus meningkatkan kemampuan teritorial dan komunikasi sosial hingga mampu mengantisipasi ancaman keamanan dan menangkal penyebaran paham radikal dan terorisme di masyarakat.
“Radikalisme, terorisme jangan sampai dibiarkan berkembang ke mana-mana. Isu-isu yang menyebabkan keresahan jangan sampai berkembang di mana-mana, bisa meresahkan masyarakat,” ujarnya.
Presiden Jokowi menyontohkan isu mengenai dirinya sebagai anggota PKI. Jokowi meminta babinsa bisa menjelaskan ke masyarakat bahwa isu itu tidak benar.
“Saudara-saudara juga bisa menjelaskan PKI itu dibubarkan tahun 65, saya lahir tahun 61, artinya umur saya baru empat tahun. Apakah ada yang namanya PKI balita, logikanya itu saja. Ini namanya politik tapi bisa meresahkan masyarakat,” paparnya.
Kenaikan tunjangan dengan angka yang signifikan sontak disambut gembira seluruh anggota babinsa. Mikael Sihombing, anggota Babinsa Kodim Cimahi mengaku telah menerima kenaikan tunjangan bulan Juli ini. Sebelumnya, Mikael hanya mendapat tunjangan hanya Rp104.000, tapi kini ia bisa mendapat Rp900.000 setiap bulannya.
“Lumayan, kita sebagai babinsa karena bergelut setiap hari di desa. Terima kasih atas kenaikan ini,” kata Mikael yang menjadi anggota babinsa sejak 2012 ini.
“Kita sesuai dengan namanya TNI, terima nasib apa adanya. Jadi kita cukup-cukupin. Ditambah begini, kita makin tambah rajin saja,” tambahnya.
Kepentingan Politik
Menanggapi kenaikan tunjangan babinsa dan langkah Presiden Jokowi mengumpulkan mereka di Bandung, pengamat politik Firman Manan menilai hal itu tidak lepas dari persoalan politik.
“Karena tahun politik ya, bisa-bisa saja dikaitkan dengan kacamata politik. Kita bisa melihatnya sebagai upaya, misalnya, mendapatkan dukungan. Artinya, ini persoalan insentif elektoral.
“Tentu kalau TNI-nya sendirI tidak punya hak pilih sebetulnya, tetapi apakah ini berpengaruh terhadap keluarganya karena keluarganya kan punya hak pilih, statusnya sipil,” paparnya.
Soal arahan Jokowi agar Babinsa menyampaikan informasi kepada masyarakat bahwa dirinya tidak terkait dengan PKI, Firman menilai itu juga tidak lepas dari kepentingan jelang pemilihan presiden tahun depan.
“Intinya dalam setiap pemilihan itu kita mengenal dengan incumbency advantages, keuntungan yang dipunyai petahana. Salah satunya karena petahana punya kewenangan untuk mengambil kebijakan. Langsung tidak langsung memang ada kebijakan yang bisa menguntungkan dirinya dalam tahun pemilihan,” ujarnya.[]
Sumber:Â https://www.bbc.com