Agar lebih populer di dunia internasional, olahraga pencak silat ikut dipromosikan pada perhelatan Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi. Olahraga asli Indonesia ini ditampilkan dalam beberapa pertunjukkan, yakni Pencak Silat Saman, Pancak Silat Pagar Nusa dan Pencak Silat Reog Ponorogo.
Penampilan perdana Tim Pencak Silat Reog Ponorogo dan pertunjukan seni budaya lainnya di Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi sukses digelar pada Rabu (2/1/ 2019) malam di panggung utama Paviliun Indonesia yang dikelola KBRI Riyadh. Pada penampilan perdana ini, para pengunjung festival yang sebagian besar dari kawasan Timur Tengah, tampak menyaksikan pertunjukkan dengan penuh antusias, bahkan sejak persiapan atau gladi resik sebelum acara dimulai.
Delegasi Tim Pencak Silat Reog difasilitasi oleh BLU Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora, sementara Pencak Silat Pagar Nusa dan Saman difasilitasi oleh Kedeputian Bidang Pembudayaan Olahraga – Kemenpora dan FORMI. Promosi olahraga silat ke masyarakat internasional ini juga menjadi bagian dari upaya agar cabang olahraga tersebut bisa dipertandingkan di Olimpiade. “Kami sengaja mempromosikan pencak silat, karena sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa cabang olahraga ini harus dijadikan andalan Indonesia untuk mendongkrak prestasi di Olimpiade.
Sebelumnya di Jepang sudah dipromosikan dan kita mengajukan agar pencak silat dapat dipertandingkan sebagai exhebition pada saat Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 mendatang. Khusus di Arab Saudi, organisasi pencak silat nya sudah ada, bahkan kita dengar, pasukan militer Arab juga dilatih oleh Pesilat Indonesia. Tentu ini bisa dikembangkan,” menurut Plt. Asisten Deputi Industri dan Promosi Olahraga Kemenpora RI, Sandi Suwardi Hasan saat diterima Duta Besar KBRI Riyadh, Agus Maftuh Abegebriel dan Wakil Duta Besar Dicky Yunus dan jajarannya.
Sandi yang juga mendampingi Delegasi Tim Pencak Silat Reog Ponorogo, mengaku bahwa pencak silat masih perlu dipromosikan dan dibentuk organisasinya di banyak negara agar mendapat dukungan untuk bisa dipertandingkan di Olimpiade. Karena itu, Kemenpora dan IPSI juga giat berkoordinasi dengan Kementerian Luar agar mendorong pengembangan Silat di luar negeri.
“Kemenpora menyiapkan 1000 pelatih dari IPSI untuk disebar ke berbagai negara. Kemenpora juga merencanakan Kejuaraan Dunia Sikat digelar di Belanda. Ada permintaan khusus dari Menteri Pemuda dan Olahraga, bahwa Pencak Silat di Arab harus bisa lebih kuat,” tambah Sandi yang datang ke KBRI Riyadh bersama Tim LPDUK Kemenpora dan jajaran pejabat Kemenpora lainnya.
Pihak Kemenpora juga bersyukur bisa berpartisipasi di Festival Janadriyah ke 33 yabg dihelat 20 Desember 2018 sampai 9 Januari 2019. Kesempatan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia karena pada Festival Kebudayaan dan Sejarah terbesar di Timur Tengah ini, lewat Dekrit Raja Arab Saudi, Indonesia diundang sebagai tamu kehormatan atau Guest of Honour (GoH). Dimana kesempatan emas tersebut tidak mudah terulang kembali, mungkin diperlukan waktu 50-70 tahun lagi, dilansir dari kompas.com.
Pada kesempatan kali ini, perwakilan LPDUK Kemenpora juga meminta agar KBRI Riyadh membantu membuka akses ke perusahaan multinasional dalam pencarian dana hibah atau CSR bagi pengembangan olahraga di Indonesia.
Termasuk untuk sponsorship event olahraga dan pengembangan sarana olahraga di Indonesia. Gayung bersambut, KBRI Riyadh menyambut baik dan siap memfasilitasi LPDUK Kemenpora untuk masuk ke Perusahaan multinasional di Arab Saudi. “Kami tunggu surat dari Kemenpora. Banyak perusahaan multinasional yang bisa dimasuki,” kata Duta Besar Agus Maftuh Abegebriel.