Kondisi Pasar Induk Rau (PIR) semakin semrawut. Ketua Forum Pedagang Pasar Rau Bersatu (FP2RB), Abdul Aziz menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Serang tidak mampu menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang bertebaran di bahu jalan pasar.
Sehingga, kata Abdul Aziz, kondisi lahan hijau, trotoar, bahu jalan dan pagar di area pasar penuh diisi oleh PKL, bahkam terminal Blok M Pasar Rau pun beralih fungsi menjadi tempat favorit PKL penjual sayuran, buah-buahan dan daging ayam.
“Kondisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, tanpa ada solusi yang dikeluarkan, hingga limbah sayuran, buah-buahan dan limbah daging ayam berceceran ke badan-badan jalan protokol pasar rau,” ungkap Abdul Aziz yang akrab disapa Aziz, Selasa(8/5/2018).
Kata dia, kondisi itu terjadi karena adanya oknum yang tidak bertanggung jawab menyewakan lahan untuk para PKL berjualan dan mengambil keuntungan tanpa ada ijin Pemkot Serang.
“Yang disayangkan kenapa sih Pemkot diam, memang betul sudah beberapa kali menertibkan tapi kemudian hari muncul lagi dan muncul lagi,” tegas Aziz kepada awak media.
Apabila tidak segera ditertibkan, Aziz mengaku, anggota FP2RB yang didominasi para pedagang yang berjualan di kios dalam pasar, merasa dirugikan dengan menjamurnya PKL ilegal di area Pasar Induk Rau.”Jadi bener-bener pedagang yang punya kios di dalam merasa dirugikan, dan pembeli jarang ada yang kedalam pasar,” katanya.
Sementara itu, salah satu PKL, penjual pisang, Amsah mengaku tidak keberatan apabila dipindahkan untuk berjualan, asalkan disediakan lahan bagi pedagang pinggir jalan. Lagian juga, sambungnya, jualan diluar membayar Rp 1,5 juta pertiga bulan sekali dan uang harian Rp 15 ribu. “Sedangkan, di dalam pasar rau sudah penuh terisi pedagang semua dan belum ada solusi yang diberikan oleh Pemkot Serang,” tandasnya.[]
Pasar Rau Makin Semrawut, Pemkot Dinilai Tidak Mampu Tangani PKL
- Advertisement -