JAKARTA – Generasi milenial menjadi istilah yang tidak asing saat ini. Generasi milenial adalah yang lahir pada 1980-1990, atau pada awal 2000. Selain generasi milenial, mereka juga kerap disebut sebagai generasi Y. Tentunya, generasi ini memiliki cara hidup yang berbeda dengan pendahulunya.
Para generasi milenial saat ini menjadi konsumen internet yang terbanyak. Tidak heran, konten-konten yang ada di dunia maya saat ini tertuju untuk mereka. Di Indonesia, sekitar 57 persen pengguna internet adalah generasi milenial.
Perkembangan teknologi informasi di zaman milenial ini menjadi penyebab terbentuknya era digital yang membawa perubahan.
Hal ini tersirat dalam Seminar Merajut Nusantara “Milenial Tangguh, Kreatif Dan Inovatif” yang diadakan oleh Kominfo, dengan menghadirkan berbagai narasumber yang ahli dibidangnya, pada Kamis (25/8/2022).
“Kemajuan teknologi informasi, telah melahirkan revolusi 4.0, sebuah peradaban yang berbasis pada internet. Yang mempengaruhi seluruh sektor kehidupan,” ujar Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin.
Hasanuddin menambahkan, teknologi digital telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari, mulai dari berkomunikasi, berinteraksi, bertransaksi hingga belanja kebutuhan sehari-hari. Seluruhnya aktivitas tersebut terdigitalisasi dengan bantuan teknologi informasi.
“Transformasi digital adalah keniscayaan. Prinsipnya, terlibat atau terlibas. Tentu kita harus menjadi yang terlibat dalam mengakselerasi transformasi digital di Indonesia,” kata hasanuddin dalam seminar yang diadakan secara hybrid ini.
Sementara, Aji Bahroji selaku Founder dari Sultan TV mengatakan, bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7% dari total penduduk pada awal 2022. Tercatat, total penduduk Indonesia berjumlah 277,7 juta orang pada Januari 2022.
“Milenial lebih memilih konten-konten yang ringan ketimbang yang berat-berat seperti sains dll. Kalau misal dilihat di Youtube, TikTok, atau instagram, itu konten kebanyakan sketsa sehari-hari. Kalau konten yang lebih berat agak susah untuk diterima milenial,” kata Bahroji.
Kendati demikian, ia menuturkan generasi milenial juga menyukai konten yang inspiratif. Di Indonesia, konten yang disukai adalah konten yang bertutur (story telling).
“Anak-anak yang menonton konten itu merasa tersentuh karena story telling. Video itu tidak menceritakan detail, tapi sebenarnya storytellingnya yang menarik,” katanya.
Ia menambahkan, bukan hanya sejuta manfaat, masyarakat modern saat ini juga memiliki tantangan dalam menggunakan internet dan media digital.
“Media digital tak hanya memberikan manfaat bagi penggunanya, namun juga membuka peluang terhadap beragam persoalan seperti penyebaran konten negatif melalui media internet, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, cyberbullying, maupun online radicalism,” pungkas Bahroji. []
Di era globalisasi anak muda harus mampu memanfaatkan digital.