SERANG – Kepala Balai Pelestarian Wilayah VIII, Lita Rahmiati, menyoroti pentingnya keberagaman budaya sebagai aset bangsa Indonesia.
Lita Rahmiati menekankan bahwa perbedaan budaya adalah kekayaan yang harus dihargai dan dipahami oleh seluruh masyarakat.
Ia menegaskan bahwa penyeragaman bukanlah solusi, namun keberagaman inilah yang menjadi ciri khas Indonesia.
“Penyeragaman itu jadi satu hal yang boleh dilakukan tapi, tapi memang kita berbeda-beda dan itu yang harus kita hargai harus kita pahami bahwa perbedaan inilah yang menjadi ciri khasnya Indonesia,” Katanya di Studio SultanTV, Kamis (22/2).
Lita Rahmiati juga menjelaskan contoh keberagaman budaya di daerah Banten, di mana setiap wilayah memiliki karakteristik budaya yang berbeda.
Dari pengaruh Betawi di Kota Tangerang hingga pengaruh Islam dari zaman Kesultanan Banten di Serang, kekayaan budaya Banten sangat beragam.
Bahkan di Pandeglang, terdapat komunitas Cikoneng yang memiliki bahasa dan kebudayaan sendiri.
“Kalau kita bicara di daerah Kota Tangerang Raya Tanggerang Raya di sana pengaruh Betawi pengaruh Cina benteng kuat akhirnya kebudayaannya juga banyak dipengaruhi dari sana,” tuturnya.
Selain itu, Lita Rahmiati menyoroti peran kebudayaan dalam mengatasi ketegangan sosial dan politik. Ia menekankan pentingnya nilai-nilai kearifan lokal seperti musyawarah dan gotong royong sebagai landasan untuk menyelesaikan konflik.
Menurutnya, dengan memahami dan menghargai keberagaman budaya, Indonesia dapat menjadi bangsa yang bangga dengan kekayaan budayanya.
Lita Rahmiati juga menegaskan bahwa dalam menghadapi tantangan individualisme dan egoisme, nilai-nilai manusiawi seperti kerjasama dan komunikasi adalah kunci untuk membangun masyarakat yang harmonis.
Dengan demikian, keberagaman budaya bukanlah sebagai ancaman, melainkan sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dipromosikan sebagai identitas bangsa Indonesia. (Fik)