Tak jauh dari pembangunan Tol Kunciran di Jalan Gempol, Kelurahan Kunciran Indah, Pinang, Kota Tangerang, terdapat satu keluarga yang tinggal di gubuk serta hidup jauh dari layak.
Muhamad Aras Arifin (45) tinggal di gubuk tersebut, bersama istrinya Yulianti (32) dan keenam anaknya. Aras yang tak bekerja, mengandalkan kehidupan sehari-harinya dari pemberian tamu-tamu yang datang mengunjungi gubuknya.
Pantauan bantenhariini.com, gubuk itu dibangun dari kayu-kayu bekas dan beratapkan asbes seadanya. Gubuk Aras dikelilingi berbagai macam tanam-tanaman. Tak jauh dari gubuk Aras, terdapat Kantor Kelurahan Kunciran Indah.
“Sudah sejak tahun 1975 tinggal di gubuk ini. Kerjaan saya bantuin orang-orang yang sudah berobat di medis, tapi nggak sembuh, pakai pengobatan herbal gitu, ya penghasilannya dari situ aja,” kata Aras pada bantenhariini.com, Kamis (3/5/2018).
Aras mengatakan, penerangan yang ia gunakan tiap hari hanya berupa pelita. Selain itu, untuk kegiatan Mandi Cuci Kakus (MCK), ia membangun kompa.
Keenam anak Aras tidak dapat bersekolah. Hal ini, menurut penuturan Aras terjadi karena anak-anaknya tidak memiliki akta kelahiran.
“Tadinya punya yang kayak gitu (akta kelahiran), itu abis pada nggak ada gara-gara gubuk kita sempat dibakar pas kita lagi pada tidur. Kira-kira jam 11 malam dibakarnya, nggak tau dibakar sama siapa, untungnya anak-anak pada selamat,” tuturnya sambil berkaca-kaca.
Pria yang juga sering bertani ini mengatakan, keinginannya saat ini adalah keterangan bahwa tanah tersebut merupakan tanah miliknya. Dia menuturkan, perwakilan pihak pengembang pernah mendatangi gubuknya dan mengaku akan menggusur gubuknya.
“Orang itu bilang kalau ini tanah dia, saya nggak mau pindah ini tanah turun-temurun. Dulu saya sama almarhum orang tua saya tinggal disini, sudah sejak tahun 1975 saat ini masih hutan,” kata Aras.
Diketahui setelah pemberitaan mengenai keluarga Aras ramai di media, kini pihak Kecamatan Pinang telah membuatkan Aras dan keluarganya berbagai macam identitas kewarganegaraan, seperti Kartu Keluarga. KTP dan Kartu Identitas Anak (KIA).
Saat bantenhariini.com mendatangi kediaman Aras, ada dua orang yang melakukan pantauan soal keluarga Aras. Orang-orang tersebut mengaku datang secara pribadi dan menyampaikan bahwa pimpinan mereka akan memberikan santunan.[]
Mengharukan, Kisah Keluarga Miskin yang Tinggal di Samping Pembangunan Tol
- Advertisement -