Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas 1 Serang memprediksi musim kemarau yang terjadi di beberapa daerah di Provinsi Banten akan berakhir pada akhir bulan Agustus ini.
Namun sampe bulan Oktober curah hujan yang ada masih dibawah normal dari tiap-tiap daerah, Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Klas 1 Serang, Tarjono saat di temui di ruang kerjanya, Rabu (15/8).
Lanjut Terjono, walaupun berakhirnya musim kemarau pada bulan Agustus 2018, tidak menjadikan curah hujan yang begitu tinggi. Karena hasil prediksi, curah hujan di Banten masih dibawah nilai normal.
“Jadi sampai bulan Oktober diprediksi hujannya masih jarang-jarang, dan tidak akan terjadi curah hujan tinggi. Ini pun hasil dari prediksi dibeberapa daerah di wilayah Banten, yang hujannya masih dibawah nilai normal,” ujar Tarjono.
Kemudian, masih kata Tarjono, musim kemarau yang berlangsung selama bulan Agustus, sangat mempengaruhi sumber air bersih yang ada di Provinsi Banten. Karena tidak adanya penampungan air yang tersedia di setiap daerah. “Sehingga, seperti yang kita lihat dibeberapa daerah, sudah didroping air bersih oleh instansi terkait air bersih yaitu, BPBD, PDAM dan pihak swasta,” katanya.
Sedangkan untuk penyebab musim kemarau ini, Menurut Tarjono, diakibatkan siklus musim yang dipengaruhi gerak semu matahari, yang sekarang posisi matahari masih di utara khatulistiwa. Sehingga menyebabkan terjadinya tekanan udara rendah di belahan bumi utara.
“Oleh karena itu adanya pergerakan massa udara kering dari Australia ke Laut Cina Selatan (monsoon Australia). Sehingga menyebabkan musim kemarau,” tandasnya.[Febi]