More

    Makan Plasenta Bisa Meningkatkan Kadar Zat Besi? Berikut Penjelasannya

    Bagi wanita yang sudah pernah melahirkan, tentu ingat betul bahwa dokter menyarankan untuk mengonsumsi suplemen agar terhindar dari kekurangan zat besi setelah prosesi melahirkan.
    Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini, berbagai cara pun dilakukan: alami maupun dengan bantuan suplemen. Di antara pilihan yang ada, banyak juga masyarakat yang memercayai plasneta bayi sebagai sumber zat besi. Benarkah kepercayaan ini?
    Banyak tokoh masyarakat juga memberikan informasi serupa, tetapi sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan keyakinan tersebut. Satu peneltitian memang menunjukkan bahwa plasenta yang keluar setelah proses kelahiran mengandung nutrisi, seperti serat, protein, kalium, hingga hormon termasuk estradiol dan
    Bagi wanita yang sudah pernah melahirkan, tentu ingat betul bahwa dokter menyarankan untuk mengonsumsi suplemen agar terhindar dari kekurangan zat besi setelah prosesi melahirkan.
    Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini, berbagai cara pun dilakukan: alami maupun dengan bantuan suplemen. Di antara pilihan yang ada, banyak juga masyarakat yang memercayai plasneta bayi sebagai sumber zat besi. Benarkah kepercayaan ini?
    Banyak tokoh masyarakat juga memberikan informasi serupa, tetapi sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan keyakinan tersebut. Satu penelitian memang menunjukkan bahwa plasenta yang keluar setelah proses kelahiran mengandung nutrisi, seperti serat, protein, kalium, hingga hormon termasuk estradiol dan testosteron.
    Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2015 di sebuah Universitas di Chicaho, menyimpulkan bahwa tidak ada hasil bukti yang cukup dari pendekatan mengonsumsi plasenta, bahwa plasenta dapat member manfaat kesehatan bagi para ibu.
    Risiko mengonsumsi plasenta
    Selain belum adanya teori yang mendukung hal ini, Centers for Disease Conteol and Prevention (CDC) bahkan menunjukkan bahwa mengonsumsi plasenta dapat berakibat bahaya bagi ibu dan bayi.
    Laporan CDC mengungkap bahwa ibu yang mengonsumsi pil plasenta dapat mengembangkan bakteri kelompok B Streptococcus (GBS) dalam usus. Terlebih lagi, bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh sang anak.
    Tidak hanya pil plasenta, mengonsumsi plasenta “mentah” pun juga mengandung risiko bagi kesehatan. Anda bisa saja terkena infeksi, karena plasenta mentah sama seperti daging mentah yang mengandung banyak bakteri. Penyimpanan yang tidak tepat juga dapat membuat plasenta menjadi busuk.
    Sedangkan mengonsumsi plasenta “matang” juga tidak disarankan. Pasalnya, berbagai virus dan bakteri harus dilawan dengan panas tertentu dan dalam durasi tertentu. Bahkan, CDC mengungkapkan bila plasenta  dimasak dalam waktu lama, logam berat dan hormon dapat berkumpul di plasenta.
    Meski begitu, bila Anda tertarik untuk mengonsumsi plasenta setelah proses persalinan, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.[]
    .
     

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    44,500PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru