Di era perubahan seperti sekarang ini, beretika dalam kehidupan media sosial, yang paling penting adalah menyiapkan mental dan meluruskan niat. Penggunaan media sosial sebisa mungkin sebesar besarnya memberikan manfaat bagi sebanyak-banyaknya orang.
Pada saat ini, media sosial tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. Setiap generasi memiliki keterikatan berbeda pada media sosial, yang paling terikat dan adiktif dengan media sosial dan adalah generasi Z dan Alpha. Berbeda halnya dengan generasi milenial dan generasi X.
Ketergantungan terhadap media sosial ini menimbulkan perubahan mendasar di masyarakat, terutama dalam hal perubahan budaya.
“Perubahan mendasar setelah maraknya bermedia sosial ini jugaa mencakup perubahan budaya. Media sosial juga menawarkan produk-produk teknologi. Selain itu tentang nilai ukuran tentang benar dan salah. Terutama dalam praktiknya sehari-hari,” tukas Husnan seusai menjadi pembicara dalam Bincang Hari Ini di Sultan TV, Selasa (15/12/2020).
Media sosial kata dia, terintegrasi dengan jaringan. “Sekarang bayar tol dengan sistem jaringan, sudah tidak pakai uang. Yang tidak kalah berdampak, perubahan pola interaksi baik antar generasi maupun lintas generasi. Media sosial juga berpengaruh pada tindak berpolitik dan berjualan,” imbuhnya.
Etika bermedia sosial, menurut Husnan, bisa merujuk pada sumber-sumber nilai di masyarakat, suku adat ataupun agama. Hal-hal universal di media sosial juga harus selalu diperhatikan, terlebih sikap keberhati-hatian terhadap teks verbal dan video yang diunggah. Karena semua itu diatur dalam Undang Undang ITE.
“Etika bermedia sosial itu pertama, luruskan niat. Yakni semata-mata untuk kebaikan dan menghilangkan keburukan serta menunda prasangka. Niatnya bermedia sosial ini apa? Kalau menginspirasi, kita harus memikirkan apa sih inspirasi dari orang melihat postingan kita? Maka yang ditulis adalah kalimat bermanfaat buat orang yang baca, bukan buat kita selaku yang menulis,” tuturnya.
Jika niatnya untuk populer atau eksistensi diri, maka menurut Hunsna, yang diposting pun segala sesuatu yang ada dalam diri pengguna media sosial. Menurut Husnan, medsos menyediakan itu.
“Kalau punya niat itu, konsisten aja dengan niatnya,” saran Husnan.
Hal kedua beretika di media sosial menurut Husnan adalah apa yang dilakukan di medsos harus bermanfaat, menyebar kebaikan, dan menolak keburukan. Hal ketiga, yakni menghilangkan prasangka.
“Kadang kita melihat apa yang ingin kita lihat. Ketidaktahuan dan kepentingan ini mempengaruhi keobjektivitasan kita kepada fakta. Padahal bermedia sosial itu menambah pengetahuan dan menghindari keberpihakan,” tuturnya. (sultantv-01)