LEBAK BANTEN, SultabTv – Tenun Baduy atau sarung khas Baduy sudah menjadi buah tangan yang diincar oleh wisatawan setiap kali berkunjung ke Desa Adat Baduy, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Diproduksi dengan cara tradisional, tenun Baduy di bandrol dengan harga 300-500 ribu rupiah perhelainya. Untuk saat ini, produksi Tenun Baduy sedikit berkurang karena para penenun juga jarang memproduksinya.
Bahkan hampir di setiap rumah warga Baduy, jarang sekali penenun ditemui. Hanya ada beberapa warga yang bertahan memproduksinya.
Pandemi Covid-19 dan sepinya pemesan membuat para penenun kehilangan gairah dalam memproduksi tenun, tradisional ini pada Sabtu (26/6).
“Penjualannya sepi, menurun. Tidak seperti dulu banyak pembeli,” ungkap Sarni Warga Baduy Luar.
Ia juga membeberkan bahwa selama Pandemi ini jarang orang yang datang memesan tenun, sehingga hanya diproduksi di saat-saat tertentu saja.
“Sekarang yang memproduksi tenun di Baduy lagi terhenti. Tidak ada penjualan seperti biasanya. Bahkan penampung disini juga, tidak berjalan,” ujarnya jaro Saija kepada Sultan TV. (AL)