Sebagai generasi penerus, ada baiknya mulai peduli dengan kebudayaan negeri sendiri. Dibanding mempraktikkan adat-istiadat negara lain, kita bisa dengan bangga menunjukkan jati diri bangsa sendiri. Salah satunya budaya Sunda. Mirisnya, beberapa budaya Sunda kini terancam punah.
Sisingaan
Budaya ini lahir dari daerah Subang. Sisingaan dipentaskan dengan melibatkan empat orang yang mengangkat sebuah patung singa.
Sisingaan dapat dinaiki oleh anak kecil. Sebab, biasanya kebudayaan ini juga kerap dijadikan hiburan bagi anak yang berulang tahun atau khitanan.
Bajidoran
Karawang dan Subang adalah asal dari kesenian ini. Pementasan Bajidoran dilakukan oleh beberapa penari ronggeng yang bertutur melalui bahasa tarian.
Kemudian para pria menyawer mereka. Bajidoran mengacu pada pria-pria penyawer yang disebut bajidor.
Sayangnya, makin ke sini Bajidoran mulai kehilangan pamor. Salah satu penyebabnya adalah arus budaya asing yang sangat masif.
Kuda Renggong
Kuda Renggong adalah permainan yang sangat menghibur, khususnya bagi anak-anak. Kesenian ini menampilkan kuda-kuda yang telah dirias, kemudian diiringi musik.
Kuda Renggong kurang diminati karena harganya cukup mahal untuk sekali sewa atau penampilan.
Wayang Golek
Perlu diketahui, wayang golek dan wayang kulit berbeda. Wayang kulit berbentuk pipih (2 dimensi), sementara wayang golek menyerupai boneka. Kedua jenis wayang juga memiliki gaya penceritaan berbeda.
Wayang golek agak sepi peminat karena mengharuskan pemainnya (dalang) mengubah memainkan suara untuk beberapa karakter.
Rampak Gendang
Rampak Gendang merupakan seperangkat alat musik Sunda yang terdiri atas alat musik ritmis dan melodis.
Rampak Gendang sering kali berisi susunan gendang, gong, saron serta beberapa instrumen yang dibutuhkan, kemudian dimainkan secara ansambel.
Untuk menyesuaikan dengan zaman, banyak seniman yang memadukan musik ini dengan genre modern seperti dangdut dan pop. Tujuannya jelas, agar anak muda tertarik mempelajarinya.[]