More
    BerandaBERITASlow Living: Seni Menjalani Hidup Lebih Tenang

    Slow Living: Seni Menjalani Hidup Lebih Tenang

    Slow Living adalah gaya hidup yang lebih santai, tenang, sederhana, penuh kesadaran, dan bermakna. Gaya hidup slow living ini lebih menekankan pada kualitas, menghargai proses, dan menikmati setiap momen dalam kehidupan.

    Gerakan slow living ini datang dari kritik terhadap gaya hidup di era modern yang serba cepat, terburu-buru, seolah tidak ada waktu untuk beristirahat. Gaya hidup ini relevan dilakukan di era sekarang, mengingat beban kerja yang tinggi pada orang-orang dapat menyebabkan burnout dan stres. Belum lagi adanya tekanan sosial yang tinggi dan budaya hidup hustle yang serba sibuk.

    Orang-orang modern kerap menjalani hidup dengan cepat, efektif, dan instan. Kelelahan fisik dan mental menjadi akibatnya. Anak-anak muda sekarang lebih vokal menggaungkan kesehatan mental, sehingga muncul kesadaran untuk memiliki kualitas hidup lebih baik dengan menerapkan gaya hidup slow living.

    Slow living bisa dijalani dengan menumbuhkan kesadaran di setiap momen, menyesapi setiap hal yang terjadi dalam hidup tanpa berlebihan, menjaga kesederhanaan, fokus pada apa yang benar-benar penting, tidak hambur, tidak melakukan hal secara berlebihan. Menghargai waktu juga penting, tidak perlu terburu-buru, nikmati proses yang ada. Bangun hubungan yang bermakna terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan sekitar, dan alam. Kurangi overthinking dan fokus pada hal yang bisa dikendalikan, tidak perlu merugikan diri sendiri hanya karena perasaan tidak enak pada orang lain. Sisihkan waktu untuk menikmati hari dengan diri sendiri. Kurangi juga penggunaan gadget dan media sosial, untuk menghindari perasaan negatif dan alur informasi yang sangat cepat.

    Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan slow living dalam kehidupan sehari-hari:

    1. Kelola waktu dengan bijak, memprioritaskan aktivitas yang penting, dan kurangi melakukan banyak kegiatan di satu waktu (multitasking).
    2. Detoks digital. Kurangi paparan media sosial, gunakan waktu lebih banyak untuk beraktivitas offline.
    3. Jalani rutinitas santai tanpa terburu-buru. Luangkan waktu untuk bermeditasi jika perlu.
    4. Hindari konsumsi berlebihan. Beli barang yang diperlukan, belanja kebutuhan secukupnya, dan tekankan minimalisme.
    5. Buat koneksi dengan alam dan lingkungan sekitar dengan berkebun, menikmati udara segar, menyapa dan mengobrol dengan orang sekitar.

    Slow living bukan berarti hidup malas dan tidak produktif. Justru slow living meningkatkan produktivitas dan kreativitas dengan memperbanyak kegiatan bermanfaat dan mengurangi intensitas media sosial, serta gaya hidup serba cepat dan terburu-buru saat ini. Semua dilakukan dengan lebih tenang dan sederhana.

    Melakukan slow living memang tidak mudah, karena ada tuntutan untuk selalu produktif dan sibuk. Belum lagi kebiasaan lama yang sulit diubah. Namun, semua bisa dilakukan dengan perlahan dan mengenal slow living seperti apa yang cocok untuk kamu lakukan.[Radika Dzikru Bungapadi]

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular