SERANG – Dunia digital memberikan akses seluas luasnya bagi seluruh elemen masayarakat termasuk para seniman dan budayawan muslim Banten. Digitalisasi dapat juga berfungsi sebagai wadah kreatifitas dan inovasi yang mampu dipublikasikan secara cepat dan efisein.
Hal ini diungkapkan pengurus Majelis Kebudayaan Banten (MKB) Bahroji, dalam kegiatan Pembinaan Seniman dan Budayawan Islam, yang digelar Kementerian Agama Provinsi Banten Di Hotel Ledian Kota Serang, Kamis (5/8/2022) malam.
Menurut Bahroji, era digital menuntut para seniman dan budayawan untuk terus melakukan terobosan baru dalam setiap karya yang di hasilkan, dan berdampak besar bagi kaum milenial.
“Kaum milenial untuk saat ini sangat mendominasi peranan digitalisasi, maka dari itu harapannya penting bagi kita memberikan wadah kreatifitas bagi anak muda Banten,” kata Bahroji.
Founder Sultan TV tersebut menjelaskan, dengan digitalisai, mendorong persaingan semakin ketat, seluruh elemen harus bisa mengimbangi hal ini.
“Menjadi sebuah tuntutan, jika para seniman dan budayawan tidak melek digital, sulit untuk bisa maju,” tambah Bahroji.
Hadir juga dalam kesempatan terserbut, tokoh masyarakat dan Budayawan Banten, Prof. H.M.A. Tihami. Menurutnya, seniman dan budayawan adalah sosok yang sulit ditemukan, karena kekaryaan dan prestasinya.
Akan tetapi dengan idealismenya, seniman dan budayawan mampu menciptakan karya yang bagus dan sangat menginspirasi.
“Konsep masa lalu, kita mengandalkan diskusi rapat dan selalu tidak dibarengi dengan penerapan, sekarang kita rubah, jangan terlalu banyak teori, sekarang langsung eksekusi dan implementasi,” kata Tihami yang pernah menjadi Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten itu.
Menurut Tihami, seniman dan budayawan komunikasinya sangat baik, akan tetapi sulit jika idealismenya di campuri. Karena mereka memiliki prinsip yang kuat.
“Saya banyak kenal dengan seniman dan budayawan, mereka sangat punya prinsip, mereka sulit di rubah prinsipnya,” tegas Tihami.
Tihami berharap, para seniman dan budayawan memiliki regenerasi yang bisa bersaing di era global, demi memelihara dan menjaga kesenian dan kebudayaan Banten.
“Kita harus memiliki tekad yang kuat untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan Banten, perlu bagi kita untuk menciptakan generasi penerus,” harap Tihami.
Selain Tihami hadir sebagai narasumber pendiri Rumah Hutan Liem Oei Ping dan Penyair Sulaeman Djaya. Liem menyoroti pentingnya Seniman Muslim memilki daya tahan dan menciptakan karya yang berkualitas sehingga bisa diserap pasar. Sementara Sulaeman Djaya menyoroti pentingnya Pemerintah Daerah menyiapkan Infrastruktur Kebudayaan untuk kelestarian budaya.
Kegiatan pembinaan seniman dan budayawan islam dihadiri oleh pegiat budaya, seni, dan literasi di Provinsi Banten. Turut hadir dalam kegiatan tersebut beberapa tokoh nasional dan tokoh masyarakat Banten. []