More
    BerandaBERITASejarah Pabrik Gula Gondang Baru di Indonesia

    Sejarah Pabrik Gula Gondang Baru di Indonesia

    Film horor Pabrik Gula yang tayang di bioskop menarik perhatian penonton tentang keberadaan lokasi syutingnya. Pabrik gula seringkali digambarkan dengan kesan angker dan mistis. Salah satunya adalah Pabrik Gula Gondang Winangoen di Klaten, Jawa Tengah yang dijadikan sebagai lokasi syuting film horor tersebut.

    Bermula pada tahun 1860, NV Klatensche Cultuur Maatschappij mendirikan Pabrik Gula Gondang Winangoen di bawah pengelolaan NV Mirandolle Voute & Co yang basisnya di Semarang. Komoditas unggulan yang membawa untung besar saat itu adalah tebu. Sehingga lahan-lahan subur di sekitar Klaten dijadikan perkebunan tebu. Hal ini membawa Winangoen pada kejayaan sebagai pusat produksi gula.

    Namun pada tahun 1930-an, krisis ekonomi global ikut mengguncang industri gula. Pabrik harus tutup beberapa tahun dan bangkit kembali di tahun 1935 dipimpin oleh Boerman dan M.F. Bremmers. Saat perang dunia II tahun 1942, pabrik sempat jatuh ke tangan Jepang di bawah pimpinan Nisiko dan Inogaki dibantu oleh M.F. Bremmers sebagai pengelola.

    Pabrik gula ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dikelola Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN) setelah Indonesia mencapai kemerdekaan. Namun produksi pabrik sempat berhenti karena adanya agresi militer Belanda pada tahun 1948.

    Tahun 1957, pemerintah mengganti nama pabrik gula ini menjadi Pabrik gula Gondang Baru dan kembali beroperasi saat Indonesia sudah benar-benar berdaulat. Pabrik Gula Gondang Baru menjadi langkah membangun industri gula nasional.

    Museum Gula sebagai jejak manis kisah Gondang Winangoen dibangun tahun 1982 di area pabrik atas ide dari Soepardjo Roestam dan Ir. Waryatmo. Berbagai alat produksi gula, dokumentasi sejarah, dan lokomotif tua buatan Jerman disimpan di museum ini.

    Perjalanan pabrik gula ini berakhir tahun 2017 ketika pengoperasian dan produksi gula dihentikan karena penurunan faktor ekonomi nasional. Meski begitu kawasan pabrik masih sering digunakan untuk kegiatan budaya, wisata edukasi yang menyimpan banyak sejarah, lokasi pemotretan, event komunitas, dan nostalgia kejayaan industri gula saat itu.

    [Radika Dzikru Bungapadi]

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular