More
    BerandaBERITARano Karno 'Si Doel': Pendidikan Budaya Sebagai Fondasi Identitas Jakarta

    Rano Karno ‘Si Doel’: Pendidikan Budaya Sebagai Fondasi Identitas Jakarta

    Jakarta, 7 Oktober 2024 – Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta semakin seru untuk disimak. Ketiga pasangan calon saling beradu gagasan, visi, dan misi untuk meyakinkan masyarakat Jakarta dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) periode 2024-2029.

    Debat menjadi semakin menarik ketika calon wakil gubernur saling bertanya. Prof. Siti Zuhro, Peneliti Utama Politik BRIN, mengambil undian pertanyaannya dan mendapatkan pertanyaan dari sub tema tentang Ketahanan Budaya, sementara pertanyaan tersebut mendapatkan poin huruf c diambil oleh Dr. Ahsanul Minan, Ahli Hukum Tata Negara.

    Salah satu pertanyaan kritis yang diajukan adalah tentang pengembangan budaya Betawi. “Bagaimana strategi Anda untuk memperkuat identitas budaya Betawi berbasis komunitas dan ruang kreatif agar tidak punah di tengah pesatnya modernisasi?

    Tanggapan dari Calon Wagub

    Kun Wardana, calon wakil gubernur nomor urut 2, menyatakan pentingnya pendidikan budaya Betawi sejak dini. “Kami akan mengajarkan mata pelajaran khas budaya Betawi di SD, SMP, dan SMA. Selain itu, setiap RW harus memiliki rumah adat Betawi sebagai sarana pelestarian,” ujarnya.

    Suswono, calon wakil gubernur dari pasangan Ridwan Kamil nomor urut 1, juga menanggapi serius. “Kami akan membangun Gerakan Kebudayaan Betawi, dimulai dari pendidikan. Ini harus dimasukkan ke dalam kurikulum sejak dini. Penting juga untuk menghidupkan kembali lembaga adat Betawi agar budaya kita tetap lestari dan menjaga situs serta cagar budaya,” tegasnya.

    Rano Karno Si Doel: Kebudayaan Sebagai Sumber Daya Manusia

    Rano Karno, yang dikenal sebagai Si Doel, memberikan pandangan yang mendalam tentang kebudayaan. Ia menyatakan, “Kita sering terperangkap dalam definisi budaya. Dalam bahasa Sanskerta, budaya terdiri dari dua kata: budi dan daya. Budi adalah otak, dan daya adalah tenaga. Apa yang disampaikan oleh pasangan calon lain adalah produk dari budi dan daya, dan itu harus kita lestarikan.”

    Rano menekankan pentingnya pola pikir masyarakat Jakarta dalam menghargai kebudayaan. “Kebudayaan harus dipandang sebagai sumber daya manusia yang berkelanjutan. Saya ingin mengajak semua untuk belajar, tidak hanya di sekolah, tetapi di tempat ini, dalam debat ini. Ini adalah proses belajar yang sesungguhnya,” ungkapnya.

    Rano Si Doel yang pernah menjadi Gubernur Banten tersebut juga menekankan, bahwa “Perlunya tempat untuk melestarikan kebudayaan, seperti Balai Rakyat dan Taman Ismail Marzuki, agar hasil kebudayaan bisa dipertunjukkan dan diwariskan kepada generasi mendatang.” Pungkasnya. (Jodi)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular