Warga Ukraina harus bersiap menghadapi jam-jam panjang tanpa pemanas atau listrik pada musim dingin mendatang. Hal ini disebabkan oleh perang yang masih berkecamuk antara negara itu dengan Rusia.
Pusat Penanggulangan Disinformasi (CCD) Ukraina mengatakan Kyiv telah memproyeksikan bahwa pemadaman listrik dapat berlangsung hingga 12 jam sehari jika musim dingin. Dalam skenario terburuk, muncul asumsi bahwa penduduk dapat dibiarkan tanpa listrik sama sekali.
“Jika Rusia terus menyerang energi Ukraina, maka musim dingin ini warga Ukraina dapat menghabiskan hingga 20 jam sehari tanpa listrik dan pemanas,” ungkap CCD sebagaimana dikutip Russia Today (RT), Jumat (5/9/2024).
Rusia telah menyerang pembangkit listrik Ukraina sejak musim semi sebagai tanggapan atas serangan pesawat nirawak Kyiv terhadap kilang minyak dan depot penyimpanan Rusia. Tujuan yang dinyatakan adalah untuk melumpuhkan produksi senjata Ukraina dan kemampuannya untuk mengerahkan pasukan baru ke garis depan.
Laporan CCD mengatakan bahwa tambahan 1 GW kapasitas terdesentralisasi, yang diumumkan baru-baru ini oleh Presiden Volodymyr Zelensky, tidak akan membantu menstabilkan situasi. Pasalnya, perlu waktu lama yang diperlukan untuk memasang instalasi ini.
Bulan lalu, Menteri Energi Ukraina German Galushchenko memperingatkan bahwa musim dingin mendatang akan menjadi yang tersulit dalam sejarah modern Ukraina. Ia memperkirakan bahwa pembangkit listrik negara itu akan memburuk secara signifikan saat musim dingin mendekat.
“Rencana untuk memulihkan dan membangun fasilitas pembangkit energi tambahan dan membangun sistem pasokan energi terdesentralisasi bagi penduduk mungkin terlalu sedikit dan terlambat,” ucapnya.
Kapasitas pembangkit listrik Ukraina adalah 36 GW sebelum konflik dan setengah dari kapasitas itu telah hilang. Konsumsi puncak selama musim dingin tahun 2023 dilaporkan sebesar 18 GW.
Negara tersebut saat ini menghasilkan hingga 11,5 GW per jam, dan mengonsumsi lebih dari 13 GW, menurut perkiraan yang dikutip oleh CCD.
Zelensky sebelumnya telah melaporkan bahwa hingga 80% kapasitas energi negara tersebut, termasuk pembangkit listrik tenaga batu bara dan tenaga hidroelektrik, telah rusak dalam konflik dengan Rusia. Ia telah meminta para pendukung Barat menyediakan lebih banyak sistem pertahanan udara guna melindungi infrastruktur listrik milik Kyiv.[]