More
    BerandaBERITAProyek BUMN Marak Waniprestasi, Pengamat : Jangan Jebak Pengusaha Kecil

    Proyek BUMN Marak Waniprestasi, Pengamat : Jangan Jebak Pengusaha Kecil

    JAKARTA – Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis, menyebutkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir lebih baik untuk tidak maju menjadi calon presiden jika masih belum mampu mengurus Kementerian BUMN. Pasalya, menurut dia, saat ini performa BUMN sedang di bawah, apalagi dalam transparansi keuangan.

    Ditengah kampanye pencitraan meraih elektabilitas yang dilakukan Erick Thohir, Margarito mengaku justru melihat kegagalan dalam mengelola BUMN.

    Bagi Margarito, Erick gagal dalam menjalankan visi dasar BUMN untuk mensejahterakan dan meringankan beban negara.

    “Kalau visi dasarnya begitu, tapi ternyata kebelit utang enggak dibayar. Terus kita mau apa? Baru jadi menteri BUMN saja seperti ini, bahaya kalau menjadi Presiden,” ucap Margarito, dalam diskusi “Kinerja BUMN: antara Prestasi dan Wanprestasi” di Jakarta, Minggu (19/6/2022).

    Padahal laporan keuangan itu sendiri merupakan postur tampilan tanggung jawab dari sebuah koorporasi.

    “Manajemen kementerian tergantung kinerja keuangannya. Erick harus membenahi diri dalam urusan pemerintahan yang diletakkan padanya. Untuk alasan apapun kementerian itu untuk beri kepastian, bukan jadi sapi perahan dan alat politik,” ujar Margarito.

    Dalam diskusi tersebut, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan sepanjang 2022 BUMN tak mempublikasi annual report atau laporan tahunan kepada publik.

    Menurut Uchok tak adanya transparansi annual report dari Kementerian BUMN kepada publik dikarenakan BUMN menutup diri atas banyaknya utang saat ini.

    “Misalnya anual report PLN. Itu yang tahun 2020. Yang 2021 dan 2022 tidak ada. Demikian juga Garuda Indonesia. Bagaimana kita mau melihat. Beda dengan jaman SBY kita gampang melihat laporan keuangan BUMN update tiap tahun,” jelas Uchok.

    Uchok pun heran, kenapa perusahaan BUMN  yang jelas-jelas bermasalah dan tidak sehat bisa menang dalam tender proyek. Kemudian dalam pengerjaannya memakai perusahaan lokal kecil-kecil yang ujung-ujungnya seperti dijebak hingga mengalami kerugian.

    “Makanya heran. Kok yang menang BUMN padahal perusahaan BUMN itu bermasalah dan dililit hutang. Lalu yang ngerjakan proyek perusahaan kecil-kecil, tapi ujung-ujungnya mereka tidak dibayar haknya karena uang yang masuk disedot buat bayar hutang” ujar Uchok.

    Adapun  Ketua Umum KNPI La Ode Umar Bonte mengaku awalnya punya harapan pada Erick Thohir sebagai sosok muda yang smart dan diyakini bisa bekerja profesional.

    “Namun semua berbalik menjadi kecewa. Saya akhirnya dari bangga menjadi muak. Menjadi jengkel. Bagaimana kementerian yang mestinya diduduki orang profesional, ternyata masuk dalam lingkaran  politik praktis yang kental,” tegasnya. []

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular