Kebanyakan di masyarakat modern, merawat gigi dan mulut dilakukan dengan cara menyikat dengan pasta gigi, berkumur dengan obat kumur, menyikat lidah dan sebagainya. Namun tahukah Anda jika merawat gigi juga bisa dilakukan dengan perujak.
Perujak adalah tradisi bagi wanita di pedalaman Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tradisi ini dipercaya masyarakat dapat menguatkan gigi.
“Perujak” memiliki arti melakukan percampuran buah pinang, kapur, dan gambir. Ketiga bahan ini kemudian dimasukkan ke wadah lalu ditumbuk hingga lunak. Bahan yang telah tercampur kemudian dikunyah selama 10 sampai 15 menit.
Perujak biasanya dilakukan setelah makan. Orang yang melakukan perujak disebut pajula. Setelah melakukan perujak, biasanya pejula akan melakukan penusut, yaitu membersihkan perujak dengan menggunakan sirih.
Selain perujak, tradisi menginang atau menyirih diyakini juga bisa untuk menguatkan gigi dan membereskan masalah mulut.
Kebiasaan menginang telah berlangsung lama, yaitu lebih dari 3000 tahun yang lampau atau pada zaman Neolitik, hingga saat ini. Di samping untuk kenikmatan, menginang juga berfungsi sebagai aktivitas pengobatan merawat gigi.
Masyarakat Indonesia telah lama mengenal daun sirih sebagai bahan menginang dengan keyakinan bahwa menginang dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka di mulut, menghilangkan bau mulut, menghentikan pendarahan gusi, serta sebagai obat kumur.[]
Berbagai sumber