JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Muda Nurani Rakyat (Gemura) Oktasari Sabil menceritakan bagaimana perjuangan perempuan untuk berada di kancah politik yang didominasi oleh buadaya patriarki.
Ia menyebut, kurangnya partisipasi perempuan di ranah politik formal, disebabkan oleh anggapan bahwa sektor politik adalah tempat yang keras dan kejam. Anggapan ini bersinggungan dengan pandangan di masyarakat mengenai perempuan sebagai makhluk yang emosional serta lembut.
Namun, perempuan yang akrab disapa Okta ini menilai, peran perempuan dalam dunia politik amatlah penting. Olehkarena itu ia mengajak para aktivis masuk ke politik untuk mengubah keadaan Indonesia.
“Karena saya lihat di politik inilah yang bisa merubah keadaan, karena kalau kita tidak masuk dunia politik, maka sulit untuk mengubah sesuatu,” ungkap perempuan yang pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini, di Studio Sultan TV, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (4/10/2022).
Selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia politik, Okta mengatakan, salah satu hal yang harus dijaga adalah adab dan ahlak.
“Yang harus dijaga itu adalah pribadi yang tangguh, pribadi yang tangguh itu bukan karena dia punya ilmu tapi akhlak dan adab. Sepintar apapun kalo akhlak dan adabnya tidak ada, maka akan tumbang,” tuturnya.
Dalam acara yang dipandu oleh Abahroji tersebut, Okta mengatakan selain adab dan akhlak, dalam berpolitik sejatinya setiap orang harus selalu terbuka dan berwawasan luas. Sehingga tidak mudah terpengaruh oleh isu yang menyesatkan.
“Kita harus berpolitik santun, jadi jangan gampang diadu domba, jangan gampang terpengaruh, dan selalu terbuka,” pungkasnya. []