Kontes Dangdut bertajuk COD Mencari Bintang bersama Kang Agis yang digelar SULTANTV mendapat antusias dari para peserta yang berasal dari daerah di Banten. Para peserta bersaing kentat untuk menjadi pemenang. Berkat penilaian yang ketat lantaran semua kontestan menampilkan yang terbaik, akhirnya dewan juri berhasil menentukan para pemenangnya, yakni juara I diraih oleh Luciana dari Kota Cilegon, Juara II diraih oleh Mila dari Kota Serang, Juara III diraih oleh Hardi dari Kota Tangerang, dan Juara Favorit diraih oleh Siti Maisaroh dari Kota Serang. Untuk mengenal lebih dekat para pemenang, berikut profil singkat setiap pemenang.
Juara I, Lusiana Safira
Wanita kelahiran Cilegon, 07 September 1997 ini berhasil memukai dewan juri saat membawakan ‘Nirmala’ dengan sempurna. Lusiana mulai menyukai dangdut sejak kecil, ketika duduk di bangku SD. Ia sering mengikuti lomba nyanyi saat perayaan Agustusan dan selalu meraih juara tiga besar. Lagu pertama yang ia bawakan saat lomba adalah “Bunga-Bunga Cinta” dari Umi Ratu Elvi Sukaesih.
Lusiana yang memiliki nama lahir Lusiana Dwi Septiani ini menceritakan motivasinya mengikuti kontes dangdut. Ia mengaku ingin menambah teman dan memperluas persaudaraan, karena mengikuti audisi atau kompetisi memungkinkan bertemu dengan banyak peserta lain. Lusiana juga berharap mendapatkan jalan untuk menjadi penyanyi profesional, dengan kemungkinan bertemu produser dan diberikan kesempatan untuk mendapatkan lagu.
Iasangat mengidolakan Rhoma Irama karena karyanya yang luar biasa dan lagunya yang sesuai dengan realita kehidupan. Pada Oktober 2023, Lusiana berkesempatan bertemu langsung dengan Rhoma Irama saat mewakili Provinsi Banten di Grand Final kompetisi Forsa Idol 2023. Untuk penyanyi wanita, ia sangat mengagumi Lesti Kejora karena suaranya yang luar biasa dan inspirasinya dalam bernyanyi.
“Selain dangdut, saya juga menyukai musik pop, jazz, RnB, K-pop, dan gambus. Saya pernah mewakili Kota Cilegon di ajang Festival Bintang Vokalis Lasqi Nusantara Jaya tahun 2023, meraih juara 3 se-Provinsi Banten,” terang Lusiana.
Juara II, Mila Sopianda
Mila Sopianda memiliki kecintaan terhadap musik dangdut sejak kecil, tepatnya sejak kelas 4 SD. Sejak lulus SD, ia sudah sering bernyanyi dari panggung ke panggung dan kerap kali meraih juara dalam berbagai kompetisi.
Wanita yang mengidolakan Lesti Kejora ini juga menyukai lagu pop. Bermusik memberikan kesenangan tersendiri bagi Mila, yang menjadi inspirasi utamanya dalam menjalani kariernya sebagai penyanyi sekaligus ibu rumah tangga. “Mila rutin berlatih sendiri dan mengolah vokal secara mandiri untuk menjaga kualitas suaranya,” paparnya.
Wanita kelahiran Lebak 20 Mei 1989 ini merupakan sosok yang penuh semangat dalam mengembangkan bakat dan hobi bernyanyinya. Dengan dukungan dari lingkungan dan motivasi pribadi, ia terus berusaha meningkatkan kemampuannya dan menghibur banyak orang dengan suaranya.
Juara Favorit, Siti Maisaroh
Siti Maisaroh juga memiliki kecintaan terhadap musik sejak kecil. Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, ia sering mengikuti lomba pop solo antar kecamatan dan kabupaten. Minatnya terhadap musik semakin berkembang ketika ia mulai menjadi vokalis band setelah lulus SMA, meraih beberapa nominasi The Best Vocal. Pada tahun 2011, Siti kembali aktif mengikuti kompetisi sebagai penyanyi pop, dan seiring waktu, ia juga mulai menyukai dan menggeluti musik dangdut.
Siti Maisaroh menyukai berbagai genre musik seperti pop, dangdut, dan rock, selama musik tersebut easy listening di telinganya. Beberapa penyanyi wanita seperti Lesti Kejora, Ikke Nurjanah, dan Siti Nurhaliza turut mempengaruhi kecintaannnya terhadap bernyanyi.
Meski mengaku tidak memiliki darah seni dari keluarganya, namun sejak sekolah dasar ia sering menjadi perwakilan sekolah dalam lomba pop solo. “Saat masih menjadi vokalis band, saya pernah menciptakan beberapa lagu, namun belum sempat direkam dan kini sudah terlupakan. Untuk menjaga kualitas suara, rutin berlatih di rumah dengan karaoke bersama suami,” terang wanita kelahiran Kota Serang, Serang, 5 Agustus 1988 ini.
Siti Maisaroh adalah contoh nyata bahwa dengan ketekunan dan kecintaan pada musik, seseorang dapat mengembangkan bakatnya meskipun tanpa latar belakang seni dalam keluarga. Semangatnya dalam mengembangkan bakat bernyanyi membuatnya terus berusaha dan berkarya.[]