JABAR – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan tidak sepakat dengan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Perbedaan pendapat ini terkait cara penekanan angka penderita HIV/AIDS di JAwa Barat.
Diketahui, Uu mengusulkan para suami diperbolehkan poligami untuk menekan angka penderita HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga. Uu mengatakan agama tak melarang suami untuk melakukan poligami.
“Dari pada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” kata Uu, Selasa (30/8).
Pernyataan Uu langsung dibantah oleh Ridwan Kamil yang mengaku tak sepaham. Ridwan Kamil atau Emil menegaskan pernyatan Uu merupakan pendapat personal.
“Pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat,” kata Emil di akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Selasa (30/8).
Emil menjelaskan Pemprov Jabar fokus pada kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam penanggulangan HIV/AIDS dan IMS (infeksi menular seksual) di Jawa Barat.
Tak hanya itu, lewat unggahannya, Emil juga mengoreksi pemberitaan di media massa terkait kasus HIV di Kota Bandung. Ia mengatakan 414 Kasus HIV di kalangan mahasiswa Kota Bandung adalah akumulasi data selama 30 tahun yaitu sejak 1991-2021, bukan data dalam satu tahun.
Senada dengan Emil, Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi berpendapat bahwa usulan terkait poligami untuk mengentaskan HIV/AIDS tidak bisa dibenarkan. Menurutnya, problem HIV/AIDS tidak bisa disederhanakan dengan mengambil jalan pintas melalui poligami.
“HIV/AIDS itu problematika lintas sektor, yakni ekonomi, politik, kesehatan, sosial dan budaya. Solusinya tidak bisa dikaitkan dengan poligami,” kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur.
Gus Fahrur melihat penanganan kasus HIV/AIDS cukup luas. Artinya, tidak semata urusan rumah tangga, mengingat seks bebas masih merupakan faktor utama risiko penularan HIV/AIDS.
Selain itu, semakin banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terpapar virus yang menyerang kekebalan tubuh ini. []