Dilansir dari data Kementerian Kesehatan, setiap tahunnya terdapat lebih dari 30.000 kasus baru kanker paru. Kanker paru kini menjadi penyebab kematian akibat kanker nomor satu di Indonesia, dan perlu penanganan yang baik. Untuk menekan angka kematian diperlukan diagnosis awal, deteksi dini, serta memperbaiki prognosis dan mengurangi pembiayaan sistem kesehatan.
Kanker paru-paru secara global menjadi penyebab kematian pertama akibat kanker pada pria, dan kedua pada wanita. Sering terjadi pada perokok, kanker ini juga bisa terjadi karena sering terpapar asap rokok dari orang lain dan zat kimia.
Berdasarkan perkembangannya, kanker paru terbagi dua jenis, yaitu kanker paru non-small cell dan kanker paru small cell. Kanker paru non-small cell paling sering terjadi sekitar 87% dari total kasus kanker paru, sedangkan kanker paru small cell biasanya terjadi karena kebiasaan merokok.
Selain karena merokok, kanker paru juga terjadi karena paparan polusi udara, tinggal di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya, atau memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker paru. Gejala yang muncul biasanya baru terlihat ketika kanker sudah cukup besar dan menyebar ke jaringan dan organ sekitar. Gejalanya seperti batuk kronis, sesak napas, batuk darah, dan nyeri pada dada.
Kanker paru dapat diobati dan dicegah. Pengobatannya dengan berbagai cara tergantung kondisi dan tingkat keparahan kanker pada penderita. Penanganan pada kanker paru stadium awal dilakukan dengan operasi. Jika sudah berada pada stadium 4 atau lanjut, dapat dilakukan penanganan dengan kemoterapi dan radioterapi.
Mencegah kanker paru bisa dilakukan dengan berhenti merokok atau hindari asap rokok dan paparan zat berbahaya, berolahraga rutin terutama yang baik bagi kesehatan paru-paru, serta mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
[Radika Dzikru Bungapadi]