SERANG – Aliansi Gempur Banten, yang merupakan gabungan mahasiswa di Serang, menggelar demonstrasi di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, Rabu (22/5). Aksi ini merupakan kelanjutan dari aksi sebelumnya yang dilakukan pada tanggal 29 April lalu oleh aliansi tersebut.
Mereka menuntut Kejati Banten untuk menuntaskan Kasus alih fungsi Situ Ranca Gede menjadi kawasan industri mengakibatkan kerugian negara mencapai Rp1 Triliun.
Dinlap Gempur Banten Ayung mengatakan pada tanggal 13 Mei, Kejati Banten berhasil menangkap seorang tersangka yang diduga menerima gratifikasi, yakni seorang kepala desa di Desa Babakan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang.
“Kejati Banten hanya mampu menangkap tersangka yang memang diindikasikan menerima gratifikasi yaitu adalah kepala desa di Desa Babakan,” katanya.
Namun, tuntutan utama dari aliansi ini adalah untuk mengungkap siapa dalang utama dibalik kasus tersebut, termasuk tokoh politik dan pihak-pihak terkait di Banten.
“Paling utama itu adalah bagaimana ini mampu dalam mengungkap siapa dalam utama mau itu tokoh politis tokoh yang ada di Banten sekalipun jawara atau apapun itu terjadi Banten,” Katanya.
Meskipun penerima gratifikasi berhasil ditangkap, pemberi gratifikasi atau pihak yang memberi suap tidak ikut ditangkap, yang menimbulkan pertanyaan besar di kalangan mahasiswa dan masyarakat.
Dalam aksi tersebut, terlihat kehadiran berbagai kelompok mahasiswa seperti IMD Indonesia, Pengurus Pusat Hamas, Untirta Movement Community, KMS 30, dan GMNI.
Mereka mendengar indikasi bahwa tokoh politik di Banten terlibat dalam kasus tersebut, termasuk ketua DPRD Kabupaten Serang dan penjembatan antara DPRD Provinsi dengan pihak swasta terkait proyek pembangunan di Banten.
“Kami mendengar bahwasanya ada tokoh politik di Banten yang memang terlibat di dalam kasus ini yang pertama adalah pada saat itu yaitu adalah ketua DPRD Kabupaten Serang,” katanya.
“Juga ada salah satu penjembatan antara DPRD Provinsi DPRD Kabupaten Serang dengan pihak swasta itu adalah tokoh politik tersebut yang terindikasi memegang proyek pembangunan yang ada di aset,” sambungnya.
Aliansi Gempur Banten menegaskan bahwa yang terpenting bagi mereka adalah pengungkapan dari kasus aset tersebut, termasuk siapa tersangka dan dalang utama di balik kasus tersebut.
Klarifikasi atau keterangan dari Kejaksaan tidak terlalu penting bagi mereka, yang terpenting adalah kejelasan dalam pengungkapan kasus ini.
“Kami menuntut untuk mampu dalam menangkap kakapnya bukan terinya,” ujarnya.
“Klarifikasi ataupun keterangan dari kejati itu nggak terlalu penting buat kami tetapi yang penting bagi kami adalah bagaimana pengungkapan dari aset siapa sebenarnya tersangka ataupun dalang utama dari kasus tersebut mungkin,” pungkasnya.