JAKARTA – Indonesia terus mencatatkan peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Gejala yang dialami pasien terinfeksi Omicron dilaporkan amat mirip dengan gejala flu biasa.
Kendati gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan dibanding gejala akibat varian Corona lainnya, ini tak berarti bahwa Omicron bukan ancaman serius.
“Varian adalah sebuah mutasi, jadi si virus ini mengalami perubahan,” ujar Dr. Meta Melvina Tim Advokasi Vaksin COVID-19 IDI, Selasa (25/1/2022).
Meta menegaskan, karena Omicron membawa ancaman kesehatan yang lebih serius, langkah-langkah pencegahan dan penularannya juga tidak bisa disamakan dengan flu biasa.
Ia sangat menganjurkan masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan dengan selalu memakai masker dan membatasi kegiatan sosial.
“Sejak minggu lalu sampai hari ini, ada pertambahan 2.927 kasus per hari. Padahal sebelumnya kita sudah rendah di angka 700an. Sedangkan untuk varian Omicron, sudah di angka 1.626 padahal awal tahun kita belum ada,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dari data tersebut terlihat adanya lonjakan yang masif dari kasus varian Omicron. Meta mengatakan, jika kasus Covid-19 dan Omicron terus meningkat, fasilitas kesehatan yang ada akan kewalahan menampung pasien.
Karena itu, ia berharap pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19 secara umum maupun Omicron di Indonesia.
Ia sangat menganjurkan masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan dengan selalu memakai masker dan membatasi kegiatan sosial.
“Apapun variannya, sebenarnya cara pencegahannya tetap sama. Kita bisa memutus terjadinya mutasi kalau semakin sedikit orang yang terinfeksi covid. Jadi harus ada kesadaran bersama untuk menetapkan protokol kesehatan,” tuturnya. []