JAKARTA – Menjelang Bulan Ramadan, banyak penjahat siber yang menyebar jebakan berkedok promosi belanja, seperti halnya lewat phishing. Phishing merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan.
Menurut Manajer Umum Kaspersky Asia Tenggara Yeo Siang Tiong, “Belanja daring dan perayaan elektronik merupakan bagian penting dari kegiatan perayaan dan liburan,” dikutip Rabu (30/3/2022).
Serangan yang dilakukan para penjahat siber dengan phishing bisa berbentuk tautan ke situs palsu untuk mengambil informasi korban.
Tiong menjelaskan, bahwa teknik penyebaran phishing belakangan ini, tidak hanya secara acak, tapi penjahat siber memperhatikan tren serta hari besar lokal. Email berisi phising dan situs web palsu bahkan di personalisasi.
Menurut data Kaspersky untuk Indonesia, menunjukan bahwa ada penurunan pangsa pasar pengguna yang terkena upaya phishing, yakni 3,9 persen pada 2021, dibandingkan dengan 11,6 persen di 2020.
Namun, bukan berarti penurunan jumlah serangan phising berarti dunia digital sudah aman. Karena, ketika permintaan belanja online tinggi, maka hal yang sama juga berlaku untuk serangan phishing.
Penelusuran Kaspersky secara umum menunjukan, bahwa halaman phishing paling sering dirancang untuk toko online (17,61 persen) , diikuti dengan portal internet global (17,27 persen), sistem pembayaran (13,11 persen) dan perbankan (11,11 persen).
Untuk itu, agar kamu tidak terkena modus kejahatan phishing, kamu jangan pernah mengklik tautan yang tidak jelas. Baik itu melalui pesan instan via aplikasi chat, sms, maupun email. Terlebih bila pengirimnya tidak kamu kenal.
Apabila kamu menggunakan dompet digital atau bank digital, kamu harus kenali saluran komunikasi resmi platform tersebut, seperti nomor telepon, situs, email, ataupun akun pesan instan.
Sementara itu, untuk aplikasi pembayaran, Kaspersky menyarankan kamu untuk menyalakan notifikasi, agar kamu bisa segera tahu apabila ada aktivitas yang mencurigakan.Kemudian, nyalakan pula autentikasi dua lapis untuk memberikan perlindungan tambahan pada akun. Selain itu, jangan pernah membagikan kode one-time password atau OTP pada orang lain.
Apabila kamu harus benar-benar membagikan akses akun ke pihak ketiga, pastikan pihak yang bisa dipercaya. Lalu, ketika berbelanja online sebaiknya hindari hindari emosi, agar kamu tidak terjebak penipuan online.
Seperti halnya ketika diskon untuk perayaan tertentu yang kerap kali diadakan dalam waktu yang terbatas. Setiap ingin berbelanja online, sebaiknya kamu berpikir dua kali, guna menghindari risiko penipuan. []
Nah tihati tuh.