More

    Jelang Lengser, Jokowi Resmikan 3 Proyek Raksasa Rp104 Triliun

    Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam dua hari bertutur-turut melakukan peresmian tiga pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Diantaranya adalah smelter milik PT Amman Mineral Internasional Tbk di Nusa Tenggara Barat (NTB), lalu produksi perdana smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik dan injeksi bauksit perdana SGAR Fase 1 milik PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat.

    Dalam sambutannya di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1, Mempawah, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia sudah memulai untuk memproduksi katoda tembaga dari smelter konsentrat tembaga di Sumbawa, NTB milik Amman Mineral dan di Gresik, Jawa Timur milik PT Freeport Indonesia.

    Sebagai gambaran, smelter tembaga kedua perusahaan tersebut juga bisa menghasilkan emas dan perak. “Inilah perjuangan yang tidak mudah. Saya tahu di sini juga sempat terganggu, tapi dengan semangat dan visi yang kuat hari ini kita bisa selesaikan. Dan ini akan merupakan jejak-jejak industrialisasi, mulainya industrialisasi di negara kita Indonesia,” ungkap Presiden Jokowi di Mempawah, Selasa (24/9/2024).

    Sebagai rincian, untuk proyek smelter Amman Mineral senilai Rp 21 triliun, kemudian proyek smelter Freeport Indonesia senilai Rp 58 triliun dan SGAR Fase 1 senilai US$ 900 juta atau Rp 16 triliun ditambah nanti Fase 2 senilai US$ 800 juta atau Rp 9,7 triliun.

    Sejatinya, pembangunan smelter mineral di Indonesia upaya pemerintah menahan kegiatan ekspor raw material atau bahan mentah di sektor mineral. Bahkan, dalam sambutannya di peresmian injeksi bauksit perdana SGAR Fase 1 Mempawah, Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia sudah lebih dari 400 tahun melakukan ekspor bahan mentah.

    Justru, negara-negara yang melakukan impor bahan mentah dari Indonesia saat ini, kata Jokowi, sudah menjadi negara maju. Sementara Indonesia sebagai pemilik sumber daya alam (SDA) sulit berkembang menjadi negara maju.

    “Meskipun saat kita 4 tahun yang lalu kita stop nikel, Uni Eropa membawa kita ke WTO. Tapi setelah itu nggak ada. Bauksit kita stop nggak ada yang komplain nggak ada yang gugat,” tandas Jokowi.

    Berikut data tiga proyek smelter yang diresmikan Presiden Jokowi:

    1. Smelter tembaga PT Amman Mineral Internasional Tbk

    Smelter tembaga Amman Mineral berada di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dengan kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi 220.000 ton katoda tembaga, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 860 ton asap sulfat by product, per tahunnya.

    Adapun total investasi smelter AMMAN ini mencapai Rp 21 triliun.

    2. Smelter tembaga PT Freeport Indonesia

    Smelter tembaga PT Freeport Indonesia berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

    Smelter dengan single line terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

    Ditambah dengan smelter pertama yang sudah beroperasi yaitu PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun.

    Adapun nilai investasi untuk smelter tembaga PT Freeport Indonesia ini mencapai US$ 3,7 miliar atau Rp 58 triliun.

    Saat konstruksi, proyek smelter ini menyerap tenaga kerja hingga 40.000 orang. Sementara saat smelter ini beroperasi, 2.000 tenaga kerja akan diserap.

    3. Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI)

    Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

    Total investasi SGAR Mempawah fase 1 dan fase 2 diperkirakan mencapai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.100 per US$), terdiri dari perkiraan investasi fase 1 US$ 900 juta dan fase kedua US$ 800 juta.

    Fase pertama didesain dengan kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun.

    Produk alumina dari Proyek SGAR Fase 1 ini kemudian akan dikirimkan sebagai bahan baku smelter aluminium untuk PT Inalum di Sumatera Utara. Kebutuhan alumina Inalum saat ini sebesar 600.000 ton per tahun dan sisanya akan digunakan untuk kebutuhan domestik lainnya ataupun ekspor.

    SGAR Fase 1 merupakan proyek strategis nasional dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID atau PT Mineral Industri Indonesia (Persero) dan group melalui anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).

    SGAR Fase 1 ini nantinya menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat yang di produksi PT Aneka Tambang Tak (ANTM) dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

    Proyek SGAR Fase 1 direncanakan akan memasuki tahapan produksi penuh alumina pada kuartal I-2025, dengan target commercial operation date (COD) atau operasi komersial pada akhir Februari 2025 mendatang.

    Proyek SGAR Fase 2 merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1 yang juga akan berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat dan juga akan memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan target operasi pada 2028.[]

    Sumber: cnbcindonesia.com

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    44,500PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru