Malam ini (22/10/2018), debu-debukomet Halley akan bersinggungan dengan Bumi dan akan terbakar di langit, sehingga mengeluarkan fenomena hujan meteor Orionid.
Mutoha Arkanuddin, Pembina Jojga Astro Club, menyebutkan bahwa fenomena terbakarnya debu komet ini bisa dilihat oleh seluruh Indonesia.
“Orinoid ini mempunyai Zenithal Hourly Rate (ZHR) antara 15-20 meteor setiap jamnya pada saat puncak,” ucap Mutoha Arkanuddin seperti dilansir dari Kompas.com pada Senin (22/10/2018).
Agar masyarakat Indonesia dapat menikmati hujan meteor Orinoid nanti malam, Mutoha menyarankan untuk melihat langit pada kisaran pukul 02.00 dini hari.
Pada saat itu, bulan sudah terbenam di arah barat sehingga tidak ada polusi cahaya yang menganggu pengamatan, sampai waktu menjelang matahari terbit atau waktu subuh.
Untuk menikmati fenomena hujan meteor Orinoid ini, maka perlu mengarahkan pandangan ke rasi bintang Orion.
Jika mengalami kesulitan untuk menemukannya, tidak perlu khawatir. Anda cukup mengunduh aplikasi peta langit seperti Star Chart melalui smartphone. Cari tempat yang gelap dan lapang untuk memantau hujan meteor tersebut.
Menurut Mutoha, penduduk di wilayah perkotaan mungkin cukup sulit untuk bisa menikmati fenomena tersebut karena polusi udara dan cahaya — terutama di Jakarta. Terlebih lagi, pada saat ini Jakarta sudah mulai dibasahi oleh hujan. Yang artinya ada kemungkinan nanti malam langit Jakarta akan mendung dan kesulitan untuk melihat fenomena tersebut.
Mutoha menyarankan, sebaiknya warga Jakarta menikmati hujan meteor Orinoid di Kepulauan Seribu atau Bogor agar lebih maksimal.
“Kita bisa bawa perlengkapan, jaket, senter, alas tidur, karena menikmati meteor enaknya sambil tiduran. Tapi yang paling penting itu losion anti nyamuk,” ucapnya.
Hujan meteor yang akan terjadi nanti malam merupakan fenomena dari sisa-sisa debu meteor Orinoid yang masuk ke dalam atmosfer Bumi.[]