Peringatan hari raya Trisuci Waisak yang jatuh pada 26 Mei 2021 dirayakan oleh umat Buddha di Indonesia secara sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan. Diharapkan dengan segala keterbatasan kondisi, tidak mengurangi kekhidmatan serta makna peringatan hari raya.
Pandemi Covid-19 belum dapat dinyatakan reda melihat kondisi terkini di sejumlah negara di dunia. Di Indonesia tren penularan memang dalam fase penurunan, tetapi sejak 20 Mei 2021 penambahan kasus harian kembali berada di atas angka 5.000 kasus. Selain itu, belakangan ini setelah masa libur panjang hari raya Idul Fitri ditemukan ada kluster-kluster baru. Lalu, apa saja tiga peristiwa penting yang terjadi itu? Simak penjelasannya di bawah ini.
Kelahiran Pangeran Sidharta
Pangeran Shidarta lahir ke dunia sebagai calon Buddha di Taman Lumbini pada tahun 623 sebelum Masehi. Shidarta merupakan anak dari Raja Sudodhana dan Ratu Mahamaya. Sebagai calon Buddha membuat Pangrean Sidharta akan mencapai kebahagiaan tertinggi.
Pencapaian Penerangan Sempurna
Di usia 29 tahun, Pangeran Shidarta pergi meninggalkan istana serta anak istrinya untuk mencari kebebasan dari empat peristiwa, yakni lahir, tua, sakit, dan mati.Setelah menginjak usia 35 tahun, tepatnya pada saat datangnya purnama Sidgi di bulan Waisak, pangeran Shidarta mencapai penerangan sempurna. Artinya, Shidarta sudah menjadi Sang Buddha.
Parinibbana
Setelah menjadi Buddha, Pangeran Shidarta menyebarkan Dhamma selama 45 tahun, yang merupakan hukum abadi. Kemudia, beliau wafat saat usianya mencapai 80 tahun di Kusinara. Momen itu disebut sebagai Parinibbana. Semua makhluk, termasuk para Dewa serta anggota Sanggah pun melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Sang Buddha.[]
Berbagai sumber