Korea Utara (Korut) memberi respons resmi terkait situasi yang terjadi di Korea Selatan (Korsel). Hal ini terlihat dari pemberitaan resmi media pemerintah dalam sebuah komentar.
Korsel disebut laman itu, berada dalam “kekacauan” setelah Presiden Yoon Suk Yeol memberlakukan darurat militer. Media Korut menyebutnya “insiden mengejutkan dari boneka Yoon Suk Yeol”.
“Insiden mengejutkan dari boneka Yoon Suk Yeol, yang menghadapi pemakzulan dan krisis pemerintahan, tiba-tiba mengumumkan dekrit darurat militer dan tanpa ragu-ragu menggunakan senjata dan pisau kediktatoran fasisnya telah menimbulkan kekacauan di seluruh Korsel,” tulisnya dimuat AFP, Rabu (11/12/2024).
“Masyarakat internasional mengawasi dengan ketat, dengan penilaian bahwa insiden darurat militer tersebut mengungkap kerentanan dalam masyarakat Korea Selatan,” tambahnya.
“Insiden mengejutkan dari boneka Yoon Suk Yeol, yang menghadapi pemakzulan dan krisis pemerintahan, tiba-tiba mengumumkan dekrit darurat militer dan tanpa ragu-ragu menggunakan senjata dan pisau kediktatoran fasisnya telah menimbulkan kekacauan di seluruh Korsel,” tulisnya dimuat AFP, Rabu (11/12/2024).
“Masyarakat internasional mengawasi dengan ketat, dengan penilaian bahwa insiden darurat militer tersebut mengungkap kerentanan dalam masyarakat Korea Selatan,” tambahnya.
Pihak oposisi berencana untuk mengajukan mosi pemakzulan kedua 14 Desember nanti. Yoon sendiri kini berstatus tersangka dan dilarang keluar dari Korsel.
Yoon dilarang bepergian bersama dua mantan menterinya, yakni Kim Yong Hyun (mantan menteri pertahanan) dan Lee Sang Min (mantan menteri dalam negeri). Kim sendiri sudah ditahan merujuk pembaruan kasus Selasa.
“Jenderal Park An Su, perwira yang bertanggung jawab atas operasi darurat militer, dan komandan kontraintelijen pertahanan Yeo In Hyung juga dilarang meninggalkan Korsel,” bunyi laporan Yonhap.[]
Sumber: cnbcindonesia.com