More

    Ini Alasan DPW Hipapi Banten Usung Tema Baduy Saat Rapat Kerja Wilayah II

    Pelantikan dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Dewan Pengurus Wilayah Perkumpulan Pembawa Acara Pernikahan (DPW) Hipapi Banten sukses digelar pada Selasa lalu.

    Gelaran yang sempat tertunda kurang lebih tiga bulan tersebut, berhasil membuat sejumlah gebrakan yang cukup ikonik.

    Didukung Bale Seni Ciwasiat, sebuah sanggar seni asal Pandeglang asuhan Rochaendi, Budayawan Banten sekaligus pegiat seni, Pelantikan dan Rakerwil II DPW Hipapi Banten memberikan kesan tradisional dusun Baduy.

    Tak lupa kiri dan kanan stage ditambahkan aksen ornamen leuit, sebuah rumah panggung yang dijadikan Masyarakat Adat Baduy untuk menyimpan hasil bumi, khususnya padi.

    Rapat kerja yang dihadiri pula oleh Sekretaris Jenderal (Sekjend) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hipapi, Mona Melinda beserta jajaran pengurus inti DPP, serta Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hipapi Jawa Barat, Devi Dirgantini beserta jajaran pengurus di Jabar, bahkan menghasilkan program kerja yang mengusung tradisi atau adat pernikahan pakem Banten.

    “Mengapa pilih Baduy karena kami (DPW Banten_red), ingin mengenalkan kepada MC seluruh Indonesia salah satu kekayaan khas yang dimiliki Banten,” tegas Ichan Bubble, Ketua DPW Hipapi Banten Periode 2023 – 2028.

    Dalam kesempatan yang sama, Ichan juga mengatakan tak hanya dekorasi aksen Baduy, tetapi buah tangan atau oleh-oleh yang dibekali untuk tamu luarpun adalah batik Baduy.

    “Kami juga memperkenalkan Batik Baduy yang khas, berwarna hitam dan biru kepada tamu undangan yang hadir agar kain tersebut digunakan saat bertugas menjadi MC. Dengan harapan, orang-orang akan semakin familiar dengan batik Baduy kebanggan Banten ini,” ujar Ichan.

    Selain itu, tema Baduy juga digelar dengan alasan event Seba Baduy yang baru saja digelar pada 17 Mei 2024 kemarin menjadi momentum yang dibuat seolah-olah beririsan.

    “Seba Baduy 2024 digelar pula pada Mei, jadi kita mengambil momentum yang pas dan sama. Semoga berkenan,”tambah Ichan.

    Sentuhan Baduy juga dirasakan dengan alunan lagu calung renteng gubahan Bale Seni Ciwasiat sebagai tema lagu pengantar acara.

    Ditambah makanan rebusan yang disuguhkan dengan tempat-tempat tradisional seperti tetampah dari anyaman bambu, besek bambu, dan daun pisang menambah kesan kampung pedalaman.

    “Seru banget! Apalagi ditambah di akhir acara, kami rebutan sayuran segar hasil bumi, berupa kacang panjang, terung, kol, sawi putih, dan lain-lain,” ujar Mona yang kerap disapa Mamon.

    Bahkan ia menambahkan dalam story whatsappnya sebuah caption “Hasil bumi untuk stok nyayur besok di rumah,” tulisnya. **

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    44,400PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru