Suku Kayan atau bisa disebut juga Suku Padaung merupakan kelompok etnis yang berasal dari Myanmar. Masyarakat suku Kayan sebagian besar tinggal di negara-negara bagian Myanmar. Sebagian suku melarikan diri ke wilayah Thailand saat konflik rezim militer di Myanmar pada 1980-1990 silam.
Hal unik dan menarik dari suku ini adalah standar kecantikan di tengah masyarakatnya. Bagi suku Kayan, semakin seorang perempuan memiliki leher yang panjang, maka terlihat semakin cantik.
Memiliki leher yang panjang menjadi tradisi unik turun-temurun bagi para perempuan di suku Kayan. Untuk memanjangkan leher, mereka menggunakan gelang leher yang terbuat dari bahan kuningan. Gelang disusun menumpuk menutupi leher dari mereka berusia belia sampai tua. Dilansir dari Pitt Rivers Museum Body Arts Oxford, tradisi pemasangan gelang di leher ini dimulai sejak anak perempuan berusia lima tahun.
Tidak semua perempuan di suku Kayan bisa memakai gelang kuningan ini. Hanya perempuan yang lahir di hari baik atau ketika menuju bulan purnama saja. Selain itu, gelang kuningan ini juga punya harga yang cukup mahal, sehingga hanya mereka yang lahir dari keluarga berada yang bisa memakaikan gelang kuningan ini ke leher anak perempuannya.
Bukan hanya sekadar standar kecantikan dan simbol kekuatan perempuan, pemberian gelang leher kepada perempuan juga untuk mengenang nenek moyang yang konon keturunan langsung dari Dragon Mother atau Ibu Naga. Gelang ini juga dipakai untuk melindungi perempuan suku Kayan dari penculikan dan serangan macan.
Meski terlihat ringan, gelang leher berbahan kuningan itu bisa mencapai berat 20 kg. Dengan berat tersebut, banyak perempuan di suku Kayan yang kesulitan bekerja dan kesakitan saat beraktivitas fisik. Tak jarang pula para perempuan mengalami cedera di punggung dan leher. Namun, karena kurangnya fasilitas kesehatan, mereka hanya mengunyah buah pinang dan daunnya untuk mengurangi rasa sakit.
[Radika Dzikru Bungapadi]