Oleh: Aji Bahroji
“Syukuri kegagahan yang kau miliki. Karena itulah mungkin yang tidak dimiliki orang lain, dan menjadikannya kamu menjadi different.”
Itu kata sohib SMA ku jika kami sedang berkelakar dan saling menguatkan. Kegagahan dia maksud, tentu bukan kegantengan fisik seperti Lee Min Ho, Artis Korea Selatan pacar Suzy, personil Miss A.
Kegagahan yang dimaksud sohibku itu ya tentu saja kelebihan yang kita miliki. Kita bisa menulis, kita bisa menggambar, kita bisa berdiplomasi, berjualan, dan macam macam lainnya. Itu kegagahan menurut versinya.
Lalu bagaimana kalau kegagahan itu, tidak juga memunculkan impact, dampak baik materil maupun imateril.? Putus Asa.
Ya, putus asa. Apakah boleh.?
Sebagai manusia biasa, adalah wajar kita putus asa. MH.Ainun Najib alias Caknun bilang, putus asa itu justru penting, untuk memaknai bahwa manusia itu lemah tidak ada apa2nya.
Tapi jangan sampai kita putus dari Rauhillah alias rahmat Allah. Karena itulah yang akan menenggelamkan kita kepada kubangan yang semakin kotor, begitu kata kiyai kanjeng.
Ah, maka kegagahnku adalah bercerita membuat content digital kreatif, creatif campaigne, dan sejenisnya. Ini adalah tahun ke tiga, saya mencoba belajar dan menggali apa itu digital, apa itu kreatif, apa itu konvergensi media.
Pengalaman menulis di koran, menjadi
Video jurnalis, menjadi kreatif dan scripwriter disebuah tv nasional ternyata menjadi modal berharga untuk profesi ini.
Sejak 2015 hingga saat ini, Alhamdulillah sambil terus belajar dipercaya menjadi tim Digital Content creative. Baik kampanye politik maupun kampanye program pemerintah dan produk.
Semoga ini jalan untuk melawan keputuasaan, ditengah bisnis media yang semakin ketat dan
spesifik.
Satu hal yang menjadi keyakinan saya, bidang apapun yang kita geluti, jangan lupa sisihkan waktu untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) disekeliling kita. Jangan jadikan mereka badut. Jadikan mereka inisiator yang menginterupsi pendapat kita.
Kemudian ikhlaskanlah mereka pada jalan jalan yang mereka pilih. Tak semuanya kemudian mereka tetap berada dalam dayung yang sama. Ada yang memilih menepi dan meloncati gunung gunung yang sudah didaki untuk kemudian membuat jalan baru. Ada juya mereka yang membuat dayung baru. Kita harus mensupportnya
Yakinlah, mereka tidak akan
menghadang kita ditengah gelombang lautan yang sedang berkecamuk. Kalaupun ada, biarkan Tuhan, Allah SWT yang menghukumnya.
Kewajiban kita ya terus dan belajar dan ikhtiar. Dan pagi ini saya belajar dengan kawan kawan mahasiswa Universitas Serang Raya (Unsera), binaan Syaehuna Mulya R Rachmatoellah dan Al Mukarrom Abdul Malik.
4 Orang mahasiswa ini adalah mahasiswa jurnalistik yang akan mengikuti KKP atau Kuliah Kerja Praktek. Saya merasa mendapatkan kehormatan ini. Terlebih mereka adalah murid kang Malik dimana saya pernah belajar kepadanya dan pernah menjadi redaktur pelaksana saya.
Untuk kami di sultantv ini adalah untuk kesekian kalinya menjadi tempat KKP. Kami sangat berbahagia tentu.
Kebetulan saya baru saja membaca buku edisi baru Dale Carnegie, How To Win Friends & Influence People in The Digital Age,
Jadilah saya mengalir bercerita dan berbagi kepada mereka, bagaimana jurnalistik saat ini menjadi penting dengan kemasan dan kerja kerja baru. Karena kalau tidak kita akan menjadi sampah zaman. Kerja kerja baru yang yang saya maksud misalnya, bahwa setiap jurnalis saat ini, selain harus memiliki kemampuan menulis, juga harus memiliki kemampuan mengambul foto dan video, juga mampu mengeditnya.
Hal ini penting karena saat ini media telah masuk pada era konvergensi media. One Click All Platform. Itulah tantangan media saat ini. Mereka yang tidak menyuguhkan itu ya pasti terpinggirkan.?
Kabarnya ada yang ngajak ngopi.
Untuk menikam putus asa hari ini.
Mumpung di Seranglah hayulah.