SERANG – Sejak bangunan sekolah ambruk Februari 2024 lalu, siswa SMP Negeri 2 Cikeusal, Kabupaten Serang, melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di ruangan alternatif seperti laboratorium komputer, aula sekolah dan ruang kelas yang kondisinya rusak.
Beberapa rombongan belajar (rombel) hingga saat ini menempati ruang kelas dengan kondisi rusak.
Kerusakan ruang kelas yang hingga kini dipergunakan untuk KBM, di antaranya atap bangunan yang tampak doyong, terdapat sejumlah kebocoran, dan sejumlah jendela yang tampak keropos.
Wakil Kepala SMPN 2 Cikeusal, Juriyah menuturkan, kerusakan bangunan yang ambruk baru-baru ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir dan akhirnya ambruk pada 18 Januari 2024, dan beruntung tidak ada korban karena sekolah sedang libur.
“Awalnya sedikit, lama-kelamaan kerusakan semakin banyak sehingga pada 18 Januari atap-atap pada berjatuhan. Makanya, sekarang kelas tidak bisa dipakai sama sekali, ” ujar Juriyah, Rabu, 29 Januari 2025.
Pihaknya juga sudah melaporkan kerusakan tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang supaya bisa cepat direnovasi.
“Kita sudah mengajukan ke Dindikbud supaya cepat direnovasi karena sangat membahayakan bagi anak-anak di sekolah,” tuturnya.
Keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam proses perbaikan sehingga banyak bangunan dibiarkan rusak hingga kondisinya menjadi berbahaya.
“Tapi karena terkendala anggaran jadi sampai sekarang belum bisa dibangun,” ungkap Juriyah.
Di lokasi bangunan runtuh, puing-puing reruntuhan berserakan di area sekitar, dan peralatan yang tertimpa bangunan juga mengalami kerusakan.
Sebelumnya, penjaga sekolah Edi Suhendra menjelaskan bahwa kerusakan bangunan terjadi dalam waktu yang berbeda.
“Bangunan yang di depan itu ambruk sepuluh hari yang lalu, Sabtu, 18 Januari 2024. Kalau tiga ruang kelas yang di dalam itu ambruk dari Februari 2024, hampir setahun sudah itu,” kata Edi.
Diketahui, ada 32 ruangan di SMPN 2 Cikeusal dan 21 di antaranya merupakan ruang kelas. Sementara, sebanyak tiga ruang kelas dalam kondisi sudah tidak dapat digunakan karena ambruk.
Adapun bangunan yang mengalami kerusakan di antaranya musala, ruang penyimpanan alat olahraga, serta ruang kelas 9D, 9E, dan 9F. Total ada lima ruang yang terdampak, di mana tiga di antaranya digunakan untuk kegiatan belajar.
“Kami berharap renovasi segera dilakukan agar siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman. Musala sekolah yang sudah ambruk bertahun-tahun juga perlu diperbaiki,” ujarnya. (Roy)