Atep masih belum bisa menerima kenyataan harus mengakhiri kariernya di Persib Bandung. Ia bahkan bercerita soal pengorbanan besarnya saat meninggalkan Persija Jakarta dan bergabung dengan Persib Bandung.
Bandung: Sepuluh musim mengabdi di Persib Bandung membawa segudang kenangan bagi Atep Rizal. Kepindahan dari Persija Jakarta ke Persib pada musim 2008 menjadi momen yang sangat spesial bagi Atep.
Menginjak usia 33 tahun, Atep harus rela terdepak dari skuat Persib yang kini ditukangi pelatih Miljan Radovic. Pelatih asal Montenegro itu tidak memasukkan nama Atep dalam program kerja bersama Maung Bandung di musim ini.
Keputusan itu tampaknya membuat Atep cukup terpukul. Sebab, pemilik nomor punggung 7 ini telah menjadikan Persib sebagai rumah.
Atep pun bercerita bagaimana pengorbanan besarnya untuk Persib. Hal itu terjadi pada 2008 saat ia masih memperkuat Persija Jakarta yang notabene rival Maung Bandung.
Atep yang saat itu tengah menanjak kariernya bersama klub ibu kota, membuat keputusan berani. Sebagai salah satu jebolan dari diklat Persib, Atep merasa terpanggil untuk kembali ke rumah asalnya dan mengabdi.
“Momen kepindahan saya dari Persija ke Persib menjadi momen yang tidak akan terlupakan. Karena saat itu, saya termasuk orang yang dipertahankan di Persija. Dan saya harus mengambil keputusan itu untuk masuk ke Persib,” kata Atep saat menyambangi Mess Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin 14 Januari 2019.
Meski bersinar bersama Persija selama empat musim, namun hal itu tidak serta merta membuat karier Atep di Persib berjalan mudah. Di musim pertamanya, Atep tidak mendapat tempat di skuat utama Persib yang saat itu dipimpin Jaya Hartono.
“Saya tidak menjadi pilihan utama saya tidak masuk line up juga, tetapi saya harus berjuang untuk mendapatkan posisi itu,” sambungnya, dirilis dari matain.id.
Kerja keras pemain kelahiran Cianjur ini akhirnya berbuah. Perlahan tapi pasti, Atep mulai mendapatkan kepercayaan masuk dalam skuat utama dan menjadi andalan di sisi kiri lini serang Persib. Bahkan, Atep pun pernah mengemban tugas sebagai kapten Persib selama dua musim berturut-turut.
“Saya juga bisa menghasilkan gol demi gol di setiap pertandingan,” kenang Atep.
Akan tetapi, hal itu kini menjadi kenangan bagi Atep dalam kariernya sebagai pesepak bola profesional. Atep harus mencari pelabuhan baru guna meneruskan kariernya.
“Kedepannya, saya belum tahu saya harus berdiskusi dengan istri masih suasana sedih karena 10 musim ini saya identik dengan logo Persib dengan warna biru,” pungkas Atep.
Tinggalkan Persija, Pengorbanan Terbesar Atep untuk Persib
Artikel Terkait
- Advertisement -